Para mufassir menginterpretasikan bahwa hari "furqaan" atau "hari bertemunya dua pasukan" di ayat itu merujuk pada peristiwa pertempuran perang Badar yang berlangsung pada 17 Ramadan.
Dalam "Sejarah Nabi Muhammad (2): Wahyu Pertama yang Menggetarkan", disebutkan pada suatu malam bulan ramadan tahun 610 Masehi bertempat di Gua Hira, beliau didatangi malaikat dan berkata, "Bacalah!".
Beliau kemudian menjawab, "Aku tidak bisa membaca". Lalu, malaikat tersebut menariknya dan memeluk erat-erat hingga membuatnya merasa kepayahan.
Kejadian ini terulang sebanyak tiga kali dan setelah melepaskan badannya, kemudian sang malaikat yang diketahui sebagai Jibril tersebut mengucapkan surah al-Alaq ayat 1 hingga 5.
Setelah itu, Rasulullah pulang ke rumah istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Usai meminta diselimuti oleh sang istri, kemudian beliau menceritakan yang telah terjadi sebelumnya di Gua Hira.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Qari‘ah Ayat 6-11: Perbedaan Panas Api Dunia dan Api Neraka
Khadijah kemudian mengatakan, "Demi Allah, Allah selamanya tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkaulah orang yang selalu menyambung tali persaudaraan, selalu menanggung orang yang kesusahan, selalu mengusahakan apa yang diperlukan, selalu menghormati tamu dan membantu derita orang yang membela kebenaran."
Bacaan Surah al-Alaq 1-5 Arab dan Latin
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
iqra` bismi rabbikallażī khalaq
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
khalaqal-insāna min 'alaq
ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ
iqra` wa rabbukal-akram
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
allażī 'allama bil-qalam