Talkshow wakaf dan pentas "Jejak Cahaya" bukan sekadar acara, melainkan manifestasi dari filosofi sipakatau (saling memanusiakan) yang mengintegrasikan dimensi intelektual, spiritual, dan sosial dalam satu rangkaian yang utuh.
Pengakuan Global, Akar Lokal
Gelar kehormatan dari Hartford International University membuktikan bahwa kearifan lokal Bugis-Makassar yang beliau jiwai mampu berdialog dengan peradaban global. Ini sejalan dengan prinsip malilu sipakainge (bersilaturahmi sambil saling mengingatkan) yang tidak mengenal batas geografis.
Sebagai murid yang pernah merasakan kehangatan bimbingan beliau, saya menyaksikan bagaimana tradisi mappesona (memuliakan guru) hidup dalam setiap interaksi.
Ketika para murid mencium tangan beliau, yang terjadi bukanlah ritual kosong, melainkan siri' (martabat) yang diungkapkan melalui pacce (kepedulian yang mendalam).
Anregurutta menggabungkan ketegasan getteng (prinsip yang kokoh) dengan kelembutan lempu (kejujuran hati) dalam setiap langkahnya.
Dalam paradigma Bugis-Makassar, seorang guru sejati adalah yang mampu menjadi punggawa (pemimpin) sekaligus ana' (pelayan) bagi kebenaran.
Beliau tidak pernah menjadikan ilmu sebagai sombere (keangkuhan), melainkan selalu mengembalikannya pada misi sipakatau dan sipakalebbi—filosofi yang mengajarkan bahwa ilmu yang sejati adalah yang mampu memanusiakan manusia dan mengangkat derajat peradaban.
Cahaya yang Terus Menyala
Di usia 66 tahun, jejak cahaya Anregurutta semakin terang. Dalam tradisi Bugis, ada keyakinan bahwa tau malempo mate, gau malempona tuo (orang baik akan meninggal, tetapi kebaikannya akan abadi).
Beliau telah membuktikan bahwa ilmu yang dipancarkan dengan ikhlas akan menjadi warisang (warisan) yang tak pernah habis.
Baca Juga: Hadirkan Puslapdik, BPP KKSS Akan Sosialisasi Beasiswa Unggulan
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan barakkah (berkah) dan salamah (keselamatan) kepada beliau, agar cahaya keilmuan dan kearifan yang dipancarkan terus menjadi tanda ri zaman (tanda bagi zaman).
Selamat ulang tahun, Anregurutta. Engkau bukan hanya guru bagi murid-muridmu. Engkau adalah puang bagi peradaban, tau toa bagi zaman, dan lampu bagi siapa pun yang mencari cahaya kebenaran.
Mappangaja punna riolo, mappasomba punna ri boko (Mencari ilmu di masa muda, berbakti di masa tua).***
Penulis adalah: