METRO SULTENG-Ajal tidsk ada yang tahu, saat manusia tak luput dari dosa. Namun janganlah kita menunda-nunda untuk bertobat, karena hati bisa menjadi keras dan membatu, bila sudah kebanyakan berbuat dosa. Dosa jika dilakukan terus-menerus maka pada akhirnya qalbu (hati) akan ditutup oleh Allah ta’ala.
Berikut materi khutbah Jumat tengang bertaubat.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، الَّذِيْ أَعَزَّنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَكْرَمَنَا بِالْإِيْمَانِ، وَنَوَّرَ قُلُوْبَنَا بِالْقُرْاٰنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِالَّذِي عَلَا النُّجُوْمَ وَالْكَوَاكِبَ الْعِظَامَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، بُدُوْرِ التَّمَامِ وَشُمُوْسِ دِيْنِ الْإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا مَثِيْلَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (التحريم: ٨)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ المُؤْمِنَ إِذَا أذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِذَا تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَعْتَبَ صُقِلَ قَلبُهُ وَإِنْ زَادَ زادَتْ حَتَّى يُغْلَقَ قَلْبُهُ فَذَلِكَ الرّانُ الَّذِي قَالَ اللهُ تَعَالَى: كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّاكَانُوْا يَكْسِبُوْنَ (المطففين: ١٤)
Artinya: Sesungguhnya seorang mukmin jika ia berbuat dosa, ditorehkan noktah hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat dan berhenti mengerjakan dosa, hatinya dibersihkan. Namun jika ia terus berbuat dosa maka noktah hitam itu juga bertambah sehingga ditutup hatinya. Itulah penutup hati yang difirmankan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya: "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka" (HR Ash-hab as-Sunan).
Dosa jika dilakukan terus-menerus maka pada akhirnya qalbu (hati) akan ditutup oleh Allah ta’ala. Jika qalbu sudah ditutup oleh Allah maka Allah akan menguncinya. Ketika itulah iman tidak akan menemukan jalan menuju qalbu, dan kufur tidak akan bisa lepas darinya, sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari rahimahullah dalam Tafsir ath-Thabari.
Karenanya, tidak selayaknya seseorang mengabaikan tobat meskipun kemudian ia mengulang dosa kembali. Karena tobat adalah pembersih dosa dari hati.
Jangan sekali-kali seseorang mengatakan, “Untuk apa aku bertobat, aku telah bertobat dari banyak dosa sebelumnya, tapi aku mengulangi lagi perbuatan dosa setelah menyesal dan bertaubat, taubatku tidak ada gunanya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاؤُوْنَ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ (رواه الترمذي)
Artinya: (Sebagian besar) anak Adam itu pelaku kesalahan, dan sebaik-baik pelaku kesalahan adalah mereka yang bertaubat (HR at-Tirmidzi).