Khutbah Jumat 9 Mei 2025 Tema Saat Hidup Penuh Tekanan, Inilah Cara Nabi Mengelola Hidup Agar Tetap Bahagia Tidak Stres Menghadapi Problem Kehidupan

photo author
- Kamis, 8 Mei 2025 | 05:14 WIB
Sholat
Sholat

Baginda nabi Muhammad saw merupakan makhluk paling mulia. Beliau adalah panutan bagi umatnya, tidak hanya dalam hal ibadah dan akhlak tapi juga dalam setiap aspek kehidupan.

Dalam kesehariannya beliau nabi tentu pernah mengalami perasaan stres yang berupa kecemasan, ketakutan, ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Namun beliau mengelola dengan baik perasaan itu semua. Ada empat cara nabi menghilangkan stres yang dapat kami rangkum:

Yang pertama dengan shalat.

Shalat selain menjadi kewajiban bagi umat Islam, shalat juga menjadi penenang jiwa apabila dikerjakan secara sungguh-sungguh. Di dalam shalat sejatinya kita sedang berinteraksi dengan Allah yang Maha Besar, Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan Maha Pengampun.

Rasulullah saw sendiri merasa tenang ketika shalat. Salim Abu al-Ja’d menceritakan ada seseorang yang berasal dari Khuza’ah berkata, “Seandainya aku shalat, maka aku pun dapat istirahat.” Orang-orang di sekitarnya pun menganggap aneh dan remeh setelah mendengar perkataannya itu. Akhirnya ia pun berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَا بِلَالُ أَقِمْ الصَّلَاةَ أَرِحْنَا بِهَا

Artinya: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Wahai Bilal, dirikanlah shalat. Dan buatlah kami istirahat dengan shalat.” (HR. Abu Dawud). Yang kedua dengan istighfar. Sebagaimana sabda Baginda Nabi saw:

وَقَالَ ﷺ: إنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي، وَإنِّي لأسْتَغْفِرُ اللّٰهَ فِي اليَوْمِ مِئَةَ مَرَّةٍ. أخرجه مسلم

Artinya: "Baginda Nabi Muhammad saw bersabda 'sungguh ketika hati ini tertutupi dengan kelalaian maka aku akan meminta ampun (beristighfar) kepada Allah seratus kali sehari. (HR Muslim).

Keistimewaan istighfar sebagai penenang hati sudah sangat masyhur di kalangan umat muslim. Istighfar sendiri sejatinya melahirkan perdamaian kemanusiaan, karena dalam Istighfar pun ada dua macam Istighfar. Istighfar untuk diri sendiri, dan yang bersifat sosial kemanusiaan, yaitu memohonkan ampunan kepada sesama hamba Allah.​​​​​​​Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah Yang ketiga dengan tawakal.

Para ulama menekankan bahwa sifat tawakal akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hati seorang hamba. Sebab orang yang bertawakal hidupnya akan dicukupi oleh Allah SWT sebagai ditegaskan dalam surah At-Thalaq ayat 3:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakkal (berpasrah diri) kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”

Ayat tersebut merupakan jaminan dari Allah bahwa orang-orang yang hatinya senantiasa berserah diri kepada-Nya, akan dicukupi seluruh keperluan hidupnya, baik secara material, spiritual juga mentalnya. Yang keempat dengan qanaah. Qanaah merupakan sifat yang menunjukkan kerelaan hati seseorang terhadap apa yang dimiliki. Hal ini penting karena dengan qanaah kita akan lebih mudah bersyukur dan tenang. Baginda Nabi saw bersabda:

طُوْبَى لِمَنْ هُدِيَ لِلإِسْلَامِ وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ بِهِ أَخْرَجَهُ التِرْمِذِيُّ

Artinya: "Sungguh beruntung orang yang diberi hidayah terhadap agama Islam dan sumber kehidupannya diberikan kecukupan." (HR At-Tirmidzi).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X