Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus menerus. Nabi bertanya kepada Jibril "siapakah mereka itu?" Jibril menjawab: "Mereka itu ibarat orang yang gemar beramal jariyah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah SWT".
Nabi juga melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya. Nabi Muhammad bertanya, "siapakah mereka itu ya Jibril?" Dijawab, "mereka itu ibarat orang yang enggan melaksanakan shalat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya."
Juga melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya. Nabi bertanya, "apakah itu Ya Jibril?" Dijawab: "Itu kuburan Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa oleh Raja Fir'aun karena mempertahankan imannya kepada Allah SWT sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala."
Dari sejarah Isra' Mi'raj dan peristiwa yang melatarbelakangi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran serta penguatan keimanan umat Islam, di antaranya adalah:
Pertama, menghilangkan kesedihan Nabi
Setiap manusia dikaruniai perasaan dan cinta oleh Allah, sehingga jika suatu saat terjadi goncangan, maka manusia bisa menjadi sedih dan boleh jadi berlarut-larut kesedihannya. Sebelum Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan oleh Allah, Nabi mengalami kesedihan yang luar biasa atas meninggalnya istri tercinta dan paman yang sangat sayang kepadanya. Keduanya menjadi penopang yang kuat dalam berdakwah.
Kesedihan yang dialami Nabi Muhammad mendapat hiburan dari Allah dengan memanggilnya melalui Isra Mi'raj yang bertemu langsung dengan Allah. Allah berfirman:
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرةٌۙ. اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ .
''Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, (karena) memandang Tuhannya.'' (QS Al-Qiyamah: 22-23)
Kedua, pentingnya ibadah shalat
Allah memberikan perintah langsung kepada Nabi Muhammad untuk menerima tugas shalat 5 waktu. Jadi shalat merupakan hal penting dalam peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bersabda:
الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ، فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنِ، وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنِ.
"Salat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, berarti ia telah menegakkan agama. Dan, barang siapa meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan agama." (HR Al-Baihaqi)
Ketiga, ujian keimanan bagi umat Islam
Pada zaman Nabi Muhammad SAW kendaraan yang bagus kecepatannya adalah kuda dan belum ada kendaraan yang bisa membawa penumpang dalam waktu yang cepat dan singkat ke udara, apalagi menembus langit. Karenanya peristiwa Isra' Mi'raj adalah sesuatu yang dianggap masyarakat adalah sesuatu yang ganjil dan mustahil. Sebab itu Nabi dianggap pembohong atau pun orang gila.