Santet di Era Modern: Racun Sangga, Mitos atau Realita?

photo author
- Rabu, 11 Desember 2024 | 08:15 WIB

Oleh : Adelia Putri

PERNAKAH Anda mendengar kisah tentang seseorang yang tiba-tiba jatuh sakit tanpa sebab yang jelas, atau mengalami serangkaian kemalangan yang beruntun? Di beberapa budaya, peristiwa-peristiwa semacam ini sering dikaitkan dengan praktik ilmu hitam yang dikenal sebagai santet.

Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung keberadaan santet, kepercayaan terhadapnya tetap hidup dan berkembang di berbagai belahan dunia.

Santet atau ilmu hitam ialah istilah yang ada pada budaya tradisional Indonesia dan Malaysia yang merujuk pada tindakan menggunakan cara ghaib di luar nalar manusia untuk menyakiti orang lain, baik melalui penyakit fisik, tekanan emosional, mendatangkan kesialan atau kemalangan.

Santet seringkali digunakan untuk tujuan balas dendam atau untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Meskipun kita hidup di era yang semakin rasional dan teknologi semakin maju, kepercayaan terhadap santet masih ada, walaupun sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang kuat mengenai keberadaan dan efektivitas santet.

Kepercayaan pada santet sangat bervariasi antar individu dan budaya. Ada yang sangat mempercayainya, ada pula yang menganggapnya sebagai mitos.

Santet, praktik perdukunan yang dipercaya dapat mendatangkan malapetaka pada orang lain, telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia.

Meskipun zaman terus berganti dan teknologi semakin canggih, kepercayaan terhadap santet seolah tak lekang oleh waktu.

Mitos tentang santet pun terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan konteks zaman.
Mengapa kepercayaan terhadap santet masih begitu kuat?

Dari sudut pandang psikologis, terdapat beberapa faktor yang melandasinya.

Pertama, ketakutan akan hal yang tidak diketahui merupakan naluri dasar manusia. Ketidakpastian akan nasib dan adanya peristiwa buruk yang tidak dapat dijelaskan secara rasional seringkali memicu kecemasan dan mendorong orang untuk mencari penjelasan mistis.

Kedua, kebutuhan akan kontrol juga menjadi faktor penting. Ketika seseorang merasa hidupnya tidak berjalan sesuai harapan, mereka cenderung mencari kambing hitam atau kekuatan gaib yang dianggap sebagai penyebab masalah.

Ketiga, keinginan untuk membalas dendam juga dapat mendorong seseorang untuk percaya dan bahkan menggunakan santet sebagai alat untuk mencapai tujuannya.

Kepercayaan terhadap santet merupakan bagian dari keragaman budaya Indonesia. Meskipun kita mungkin tidak percaya pada keberadaan santet, kita perlu menghormati keyakinan orang lain.

Toleransi dan saling menghormati adalah kunci untuk menjaga kerukunan dalam masyarakat yang plural.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X