Khutbah Jumat 15 November 2024 Tema Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah

photo author
- Kamis, 14 November 2024 | 06:40 WIB
Sholat [Ilustrasi]
Sholat [Ilustrasi]

Untuk menghindari sifat ujub, sombong, dan takabur ini, maka sadarilah bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Semua manusia berasal dari tanah dan tercipta dari air hina. Sadari pula oleh kita bahwa yang membuat hamba istimewa di hadapan Allah hanyalah ketakwaan.

Kendati ada perbedaan dan kelebihan harta atau jabatan, semua itu hanya titipan semata dari-Nya. Sidang Jumat yang berbahagia Maksiat hati yang ketiga adalah hasud dan dengki.

Hasud artinya sifat tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain, bahkan jika bisa nikmat itu hilang dari orang tersebut dan beralih kepada diri kita.

Sementara sifat dengki adalah menyembunyikan kebencian dan permusuhan terhadap orang lain. Orang yang memiliki sifat-sifat ini selalu merasa berat hatinya jika orang lain mendapat kebaikan atau nikmat.

Dalam Al-Qur'an, Allah sudah mewanti-wanti sifat hasud dan dengki ini. Salah satunya dalam ayat berikut ini:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ

Artinya: “Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain,” (QS. An-Nisa [4]: 32). Sementara dalam haditsnya, Rasulullah saw juga sudah mengingatkan perihal bahayanya sifat hasud.

إِنَّ ‌الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

Artinya: "Sesungguhnya sifat hasud dapat memakan kebaikan seperti halnya api memakan kayu bakar,” (HR. Abu Dawud).

Selain itu, ada lima bahaya lain bagi pemilik rasa hasud dan dengki, yaitu selalu merasa bingung dan sempit yang tak berkesudahan, musibah yang tak mendapat balasan, bermunculannya perbuatan tak terpuji, terkuncinya pintu hidayah, dan tertimpanya murka Allah.

Untuk menghindari sifat hasud dan dengki, marilah kita memperbanyak syukur dan rasa rida terhadap pemberian Allah. Sebab, datangnya sifat hasud dan dengki ini biasanya datang dari hati yang tidak puas terhadap karunia Allah. Hadirin rahimakumullah

Terakhir, bentuk maksiat hati adalah merasa ragu kepada Allah dan putus asa terhadap rahmat-Nya. Padahal, selaku seorang mukmin, kita wajib memiliki ‘aqaidul iman dan keyakinan yang kuat terhadap Allah. Yakin terhadap wujud atau keberadaan-Nya dan sifat-sifat wajib lainnya. Keraguan kepada-Nya selain merupakan maksiat hati juga merupakan dosa besar.

Demikian halnya dengan sifat putus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah. Hal itu jelas merupakan hal yang dilarang dan tidak disukai Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:

لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ

Artinya: “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Dzat yang mengampuni semua dosa,” (QS. Az Zumar [39]: 53).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X