METRO SULTENG-Rezeki yang baik dan disukai Allah ialah rezeki yang didapat dengan cara yang halal dan sesuai dengan ajaran Allah, kemudian dipergunakan untuk hal baik juga. Selain halal, rezeki juga harus berkah.
Berkahnya itu untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Untuk itu, dalam Islam terdapat ajaran yang baik untuk kita contoh dan ikuti sebagai hambanya, tentang bagaimana cara mencari dan mendapatkan rezeki yang halal dan berkah yang sesuai dengan ajaran Allah.
Khutbah I
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Hadirin rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk memuji Allah swt dan bershalawat kepada Rasulullah saw, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi. Dengan ketakwaan, semoga kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Talaq Ayat 2 dan 3:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ
Artinya: Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At-Talaq: 2-3).
Hadirin rahimakumullah,
Dari Muhammad bin Ashim, dia berkata, telah sampai berita padaku bahwa Umar bin Khattab ra jika melihat pemuda yang membuatnya kagum maka ia akan menanyakan perihal anak itu, ‘Apakah anak itu memiliki pekerjaan? Jika dikatakan ‘Tidak’ maka ia akan berkata, ‘Telah jatuh satu derajat anak muda itu di mataku’.
Sesungguhnya agama Islam sangat menyanjung orang yang mau bekerja keras dan mengutuk orang yang membuang-buang waktunya dengan percuma. Karena dengan bekerja seorang manusia memiliki aktivitas yang positif dalam hidupnya.
Menurut Ibnu Atsir, bekerja termasuk bagian dari sunnah para Nabi. Nabi Zakaria as adalah tukang kayu. Nabi Daud as membuat baju besi dan menjualnya sendiri. Bahkan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah, Nabi Daud itu tidak akan makan kecuali dari hasil jerih payahnya sendiri.
Hadirin rahimakumullah,
Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah: