Khutbah Jumat 6 September 2024 Tema Meraih Kebahagiaan Hakiki di Dunia dan Akhirat

photo author
- Rabu, 4 September 2024 | 20:04 WIB
Rumah tangga bahagia ((Foto: Istimewa)
Rumah tangga bahagia ((Foto: Istimewa)

Mulai rintangan dunia, makhluk, nafsu, hingga setan, akan selalu ada. Belum lagi rintangan potensi buruk yang ada dalam diri kita, seperti yang diungkap Allah dalam Al-Quran:

فَأَلْهَمَها فُجُورَها وَتَقْواها

Artinya, "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya". (Surat As-Syams ayat 8).

Artinya, selain memiliki tujuan baik, potensi baik, serta sifat-sifat terpuji, kita juga memiliki potensi buruk, sifat-sifat kehewanan, serta sifat-sifat tercela, yang harus kita singkirkan dan kita kalahkan agar tidak menghalangi perjalanan mulia kita menghadap Allah swt.

Hadirin rahimakumullah

Walhasil, demi meraih tujuan hakiki, kita harus mampu menyingkirkan sifat-sifat kebinatangan, sifat-sifat kesetanan, serta berbagai rintangan dunia, makhluk, nafsu dan setan. Di saat yang sama, kita kembangkan potensi-potensi baik, sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat kemalaikatan.

Tinggalkan kebahagiaan hewani dan kejar kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hewani terletak pada makan, minum, tidur, dan kawin. Sementara kebahagiaan hakiki terletak pada menyaksikan keindahan hadirat Allah.

Ikutilah tujuan para malaikat. Berusahalah mengetahui jati diri agar bisa mengenal Allah dan berhasil menggapai kebahagiaan yang hakiki nan abadi di akhirat. Sebab, kebahagiaan yang hakiki berada di sisi Dzat Yang Abadi, menyaksikan keagungan dan keindahan-Nya tanpa penghalang apa pun.

Pada saat yang sama, kita harus berusaha mengenali sifat-sifat yang dominan pada diri kita, membebaskan diri dari sifat-sifat hewani, dan menjauhkan diri dari tipu daya nafsu dan amarah, serta mendekatkan diri dengan sifat-sifat ketuhanan.

Namun, hal ini jangan dipahami bahwa kita tidak boleh makan, minum, tidur, dan kawin dengan pasangan, melainkan menjadikan nafsu sebagai tahanan kita, bukan kita yang menjadi tawanannya.

Sebab, Allah menciptakan nafsu untuk melestarikan kehidupan kita, bukan untuk menghancurkan kehidupan kita. Maka jadikanlah nafsu di belakang kita, bukan di depan kita. Jadikan nafsu sebagai kendaraan kita mencapai tujuan, bukan untuk menggagalkan tujuan.

Setibanya di tujuan, letakkanlah kembali nafsu pada tempatnya, yakni di bawah kendali makrifat, hati, dan akal sehat kita. Fokus pada tempat dan sumber kebahagiaan, yakni Allah swt. Sebab, itulah tempat kebahagiaan hakiki dan abadi.

Siapapun yang menginginkan kebahagiaan itu haruslah mengetahui hakikat dirinya dan makrifat kepada tuhannya. Demikian penjelasan tentang kunci makrifat kepada Allah dan kebahagiaan hakiki sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya-us Sa‘adah, halaman 124).

Hadirin, semoga kita tetap istiqamah dalam menempuh perjalanan kita, diberi kekuatan untuk menyingkirkan halangan dan rintangan di dalamnya, serta sukses meraih kebahagiaan yang hakiki. Amin ya Rabbal 'alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X