Khutbah Jumat 6 September 2024 Tema Meraih Kebahagiaan Hakiki di Dunia dan Akhirat

photo author
- Rabu, 4 September 2024 | 20:04 WIB
Rumah tangga bahagia ((Foto: Istimewa)
Rumah tangga bahagia ((Foto: Istimewa)

Yang ada di seantero cakrawala antara lain langit, bumi, matahari, bulan, bintang, pergantian siang dan malam, angin, hujan, petir, kilat, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

Sementara kekuasaan Allah yang ada dalam diri kita sendiri antara lain adalah aneka sistem tubuh yang sangat kompleks, seperti sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem reproduksi, sistem imunitas, sistem penciuman, dan sebagainya.

Semua ciptaan di atas dan juga semua sistem yang ada pada tubuh manusia dengan jelas menunjukkan kehebatan dan kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal.

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” (Surat Ali Imran ayat 190).

Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirul Quranil Karim, jilid II, halaman 184, Allah tak henti-hentinya mengajak kita selaku manusia untuk menggunakan akal cerdas dan sempurnanya untuk merenungi serta mengenali hakikat yang ada di belakangnya, yaitu kehebatan dan kebesaran Dzat yang menciptakanya.

Setelah mengenal Allah, manusia yang berakal kemudian kian mendalam keimanannya, kian menyadari kelemahan tanpa ada daya serta kekuatan yang diberikan Allah kepada dirinya. Dari kesadaran itu pula manusia kian takut kepada Allah, semakin pasrah kepada-Nya, dan semakin taat kepada-Nya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Mungkin itu pula yang dimaksud dengan pepatah masyhur yang menyebutkan:

مَنْ ‌عَرَفَ ‌َنَفْسَهُ ‌فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ

Artinya, “Siapa saja yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.”

Sidang Jumah yang dirahmati Allah

Makanya, bagi kita selaku muslim, wajib sampai pada hakikat ini, agar kita tak kehilangan arah dan tujuan hidup, agar kita bisa menentukan dari mana diri kita berasal, dari apa kita tercipta, sedang di mana kita berada, mau apa kita di dunia? Apakah ingin bahagia atau ingin celaka? Jika ingin bahagia, kapan dan di mana? Kebahagiaan seperti apa yang kita dambakan? Dan bagaimana cara meraihnya?

Jawabannya, kita berasal dari Allah, tercipta dari tanah, sekarang kita sedang berada di dunia, diciptakan untuk beribadah kepada Allah, saat ajal datang kita akan mati dan kembali kepada Allah, orientasi ibadah untuk meraih rida-Nya serta kebahagiaan, tidak hanya kebahagiaan dunia, tetapi juga kebahagiaan hakiki nan abadi di akhirat, diraih dengan cara menjadi hamba Allah yang sesungguhnya, melalui taat pada perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Jika kita sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, setidaknya kita sudah mampu menyelesaikan satu masalah, yaitu menentukan haluan dan orientasi hidup kita yang hakiki. Namun ingat, dalam perjalannnya, kita juga harus sadar bahwa halangan dan rintangan akan selalu ada.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X