Saat ini kita sudah memasuki bulan Safar yang merupakan bulan kedua dalam kalender Islam. Ada sebagian orang yang berpendapat, menganggap, bahkan meyakini bahwa dalam bulan ini akan ada banyak kesialan dan bencana yang terjadi.
Pendapat ini berlawanan dengan penjelasan para ulama. Di antaranya Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab Latha-iful Ma’arif yang menyebut semua waktu dan zaman tergantung pada aktivitas yang dilakukan.
Jika diisi dengan kebaikan-kebaikan, maka zaman tersebut adalah zaman yang diberkahi. Begitu juga sebaliknya, jika zaman diisi dengan keburukan maka kesialan dan keburukanlah yang akan didapat.
Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata:
فَكُلُّ زَمَانٍ شَغَلَهُ المُؤْمِنُ بِطَاعَةِ اللهِ فَهُوَ زَمَانٌ مُبَارَكٌ عَلَيْهِ، وَكُلُّ زَمَانٍ شَغَلَهُ العَبْدُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَهُوَ مَشْؤُمٌ عَلَيْهِ
Artinya, “Setiap zaman yang orang mukmin menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah, maka merupakan zaman yang diberkahi; dan setiap zaman orang mukmin menyibukkannya dengan bermaksiat kepada Allah, maka merupakan zaman kesialan (tidak diberkahi).”
Ma'asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Terkait dengan hal ini, Rasulullah saw juga bersabda dalam haditsnya:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الْأَسَدِ
Artinya, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) burung (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar.
Menghindarlah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa.” (HR Al-Bukhari).
Rasulullah saw sendiri telah memberi contoh tentang tidak adanya kesialan dalam bulan Safar. Buktinya Rasulullah saw menikah dengan Sayyidah Khadijah pada bulan Safar. Beliau juga menikahkan putrinya yakni Sayyidah Fatimah az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib di bulan safar.
Termasuk peristiwa monumental dan penting yakni hijrah Rasulullah saw dari Makkah ke Madinah juga bertepatan dengan bulan Safar. Ini menjadi bukti nyata bahwa Rasulullah menunjukkan bulan Safar bukanlah bulan sial.
Ma'asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah Terkait dengan bencana, kesialan, ketidakberuntungan, dan sejenisnya, Allah juga menyebutkannya dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 22:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ