يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَ لْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِند َ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,
Ma'asyiral Muslimin Jamaah 'Id Rahimakumullah Dalam rangka memperkokoh kehidupan satu sama saudara, Islam mengingatkan sebuah metode kehidupan sosial dengan memperhatikan lingkungan masyarakat terdekat, yaitu tetangga.
Jika bulan Syawal seperti ini, tentu sudah meminta maaf dan saling memberi maaf yang terpenting adalah kepada tetangga. Kemudian dilanjutkan dengan menyatukan persaudaraan kepada semua lapisan masyarakat.
Dan indahnya, pesan Rasulullah saw ditambahkan dengan perlunya menjaga lisan agar selalu bertutur kata yang baik, agar tidak membuat orang lain sakit hati. Ini senada dengan sebuah pesan akhlak:
سَلَامَةُ اْلإنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ
Artinya: “Keselamatan seseorang itu ada pada lisannya”. Ini menjadi penting, terlebih jika kita melihat kondisi bangsa pada saat ini. Kita saja melewati sebuah hajat besar Pemilu baru yaitu 2024. Kita baru saja memilih anggota parlemen dan pemimpin kita yakni presiden dan wakil presiden.
Ada sebagian dari kita yang pilihannya menang, dan ada yang kalah.
Masih ingat mengingat kita betapa seru dan menariknya pemandangan terkait hal ini yang seolah menjadi bumbu langganan setiap lima tahun sekali. Namun, itu sudah lewat, sudah menjadi masa lalu.
Mari kita tatap masa depan. Perbedaan pandangan politik kita hendaknya tidak kemudian menjadikan alasan bagi kita untuk terpecah belah. Kepentingan bangsa ini jauh lebih tinggi daripada kepentingan elektoral seseorang atau sebagian kelompok.
Marilah kita kembali lagi kepada fitrah kita sebagai sebuah bangsa, yakni Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda, namun tetap satu jua. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,
Ma'asyiral Muslimin Jamaah 'Id Rahimakumullah
Di akhir khutbah ini, marilah kita bersama memahami pentingnya penguatan hidup dengan satu sama lain bersaudara. Indonesia hari ini membutuhkan persaudaraan sejati yang dimulai dari lingkungan tetangga hingga bernegara.
Dunia juga kedamaian dan persaudaraan. Umat Islam perlu menjadi duta-duta damai setelah sukses dari ujian Ramadhan. Bulan Syawal juga menjadi waktu yang tepat untuk mengawali perbaikan diri kita agar semakin bertakwa dan baik terhadap sesama manusia. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِر ُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم