Khutbah Idul Fitri 2024 Tema Menjaga Tali Silaturahim dan Persaudaraan di Hari Raya Idul Fitri dalam Kehidupan Berbangsa

photo author
- Selasa, 9 April 2024 | 04:53 WIB


Lebih lanjut, dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib, Imam Fahruddin Ar Razi juga memberikan penjelasan bahwa ayat di atas merupakan petunjuk tentang pentingnya kehidupan damai. Hal yang paling utama dalam hidup adalah persaudaraan, bukan dengan saling membunuh dan perang.

Sebab mula awal dari perang adalah fitnah dan tidak dapat memahami perbedaan. Maka kehidupan damai itu menjadi sebuah jalan hidup yang paling baik.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,

Ma'asyiral Muslimin Jamaah 'Id Rahimakumullah Ajaran Islam menitikberatkan pada persoalan persatuan umat. Hal ini bisa kita simak dalam teladan yang sudah diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika tiba di Madinah, selain membangun masjid, beliau juga ‎mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, dan mendamaikan suku Aus ‎dan Khazraj. ‎

Dalam bahasa Arab, persaudaraan disebut dengan istilah ukhuwah yang berasal dari kata “akh” yang artinya adalah kebersamaan. Dari sini kita memahami bahwa sebagai sesama manusia, tentu kita dituntut hidup di bumi ini untuk saling memahami satu sama lain dalam semangat kebersamaan.

Sepanjang kita masih tinggal di bumi yang sama, menghirup oksigen yang sama, maka wajib bagi kita untuk memiliki kepedulian dalam persaudaraan dan kebersamaan. Dalam Al-Qur'an, kata ukhuwah yang semakna di dalamnya seringkali diulangi untuk mengingatkan kita bahwa jalan tebaik untuk mengarungi kehidupan ini ‎adalah dengan memperkokoh persaudaraan.

Hikmah dari Hari Raya Idul Fitri ini tentunya dapat dijadikan sebuah kenangan bersama tentang pentingnya persaudaraan. Saat takbir berkumandang, manusia sadar betul bahwa dirinya tidak berdaya.

Manusia mengakui bahwa dirinya maha kecil dan hanya Allah yang Maha Besar. Takbir dapat menghapuskan kesombongan dan keangkuhan manusia.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,


Ma'asyiral Muslimin Jamaah 'Id Rahimakumullah Salah satu unsur terpenting dalam menjaga persaudaraan adalah dengan mempererat tali silaturahim. Hal ini bisa kita simak dalam pesan Rasulullah SAW melalui hadis:

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَ ّهِ والْيوم الآخِر فَلْيصلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخ ِر فليقل خيراً أوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali persaudaraan, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata baik atau diam!”


Dari hadits tersebut dapat diambil hikmah bahwa untuk menjadi hamba Allah yang beriman memerlukan tiga komitmen hidup: menghormati keluarga, menyambung tali silaturrahim dan selalu berbicara dengan baik (atau lebih baik diam).


Upaya mempererat tali silaturrahim ini pada dasarnya adalah untuk menyatukan perbedaan yang niscaya ada dalam kehidupan manusia. Diajari manusia untuk tidak hanya menjadikan kesamaan sebagai titik kumpul silaturrahim, namun bahkan menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk hal tersebut, karena pada titik temunya, kita adalah sama. Sama manusia, sama makhluk Allah SWT.

Allah Surat melalui Al-Hujurat: 13 mengajarkan kepada kita untuk menjadikan perbedaan sebagai alasan bagi kita agar saling mengenal:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X