Dalam Islam, harta merupakan ujian bagi manusia. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anfal ayat 8: "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian." Oleh karena itu, membayar zakat harta adalah wujud ketaqwaan kepada Allah SWT dan pengakuan atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita serta keberhasilan dalam menjalani ujian berat yang dibawa oleh harta.
Zakat badan dan zakat harta inilah yang merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan pendamping shalat. Ini dipahami dari ayat tentang perintah shalat hampir selalu disertai dengan perintah zakat. Keduanya wajib ditunaikan jika memang telah memenuhi kriteria masing-masing.
Untuk zakat fitrah, waktunya sangat terbatas yaitu hanya di akhir bulan Ramadhan saja, dan boleh diawalkan, namun tidak boleh ditunda hingga pelaksanaan salat Idul Fitri. Jika pada hari terakhir bulan Ramadhan, kita memiliki kelebihan makanan pokok untuk kebutuhan keluarga pada hari itu, berarti kita sudah berkewajiban menunaikan zakat fitrah.
Sedangkan zakat mal, hanya orang-orang yang memiliki harta yang telah melebihi satu nishab dan telah dimiliki selama minimal satu tahun (haul) saja. Teknis detailnya, tergantung jenis harta yang dimiliki dan hendak ditunaikan zakatnya. Jatuh tempo pembayarannya pun tidak berdasarkan bulan Ramadhan, namun berdasarkan awal mula memiliki harta wajib zakat tersebut. Meski demikian, tidak ada salahnya jika Ramadhan tetap dijadikan sebagai bulan edukasi zakat mâl.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah!
Dengan demikian, sempurnalah rukun Islam kita jika semuanya ditunaikan dengan baik. Ramadhan di satu sisi adalah bulan puasa, penuh ampunan, menyucikan diri dari dosa. Sedangkan puasa itu sendiri adalah zakat jiwa.
Di dalam Ramadhan kita menunaikan zakat badan atau zakat fitrah, yang juga untuk menyucikan diri kita yang tengah menjalani ibadah puasa Ramadhan. Lalu, kita sempurnakan dengan zakat mâl yang meskipun boleh jadi belum jatuh temponya pada bulan Ramadhan ini, tetapi edukasi zakat mâl di bulan Ramadhan adalah sangat tepat.
Ramadhan kita jadikan sebagai bulan untuk melaporkan zakat tahunan atau semacam SPT Tahunan dalam dunia perpajakan di Indonesia. Namun, pembayaran zakatnya tetap disesuaikan dengan haul dan nishab masing-masing. Ini khusus untuk zakat mal. Adapun zakat fitrah, tentu tidak dapat diutak-atik lagi waktunya hingga keluar Ramadhan .
Atas dasar itulah, bukan hal yang berlebihan jika kita menyebut Ramadhan ini sebagai bulan zakat. Di dalam Ramadhan , kita menzakati jiwa dan hati melalui puasa yang sempurna. Di bulan Ramadhan pula, kita menzakati badan kita dengan zakat fitrah berupa makanan pokok. Di bulan Ramadhan pula kita mulai mengevaluasi dan memantau secara seksama apakah masih ada hak orang lain yang nyangkut di dalam harta yang kita miliki dalam satu tahun.
Jika ada, harus kita zakati supaya bersih. Jika tidak ada lagi karena belum mencapai nishab atau pun karena sudah terbayarkan sebelum Ramadhan, pun tidak ada salahnya jika ditunaikan infak dan sedekahnya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dengan jiwa, hati, badan, dan harta yang bersih suci karena terzakati, maka semua itu pun akan berkembang pesat. Ujian-ujian yang tertulis di balik jiwa, hati, badan, dan harta pun berhasil kita tuntaskan dengan hasil yang terbaik dan diridhai oleh Allah.
Demikianlah gambaran orang-orang beruntung di dunia dan akhirat.
Demoga Allah SWT senantiasa memberkahi setiap langkah kita dalam menunaikan kewajiban zakat. Semoga amal baik kita diterima di sisi-Nya dan menjadi bekal di kehidupan akhirat nanti.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ، أَلَمْ يَعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وِيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَقَالَ أَيْضًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ كَمَا شَرَّفْتَنَا بِاْلإِيْمَانِ بِكَ، وَكَرَّمْتَنَا فِيْ أَرْكَانِ الإِسْلَامِ بِالصِّيَامِ لَكَ، وَبِالزَّكَاةِ لِلْمُسْتَحِقِّيْنَ، أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ فِيْهِ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ صَفَاءَ أَرْوَاحِنَا فِي اسْتِقْبَالِهِ وَسِيْلَةً لِلْإِجَابَةِ فِي كُلِّ مَا نَسْأَلُ مِمَّا عَلَّمْتَنَا أَنْ نَدْعُوَكَ بِهِ فِي قَوْلِكَ فِيْ كِتَابِكَ الْكَرِيْمِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ