METRO SULTENG-Inilah materi Khutbah Jumat terbaik tahun 2024 yang diawali pada Januari 2024. Tema khutbah Jumat ini adalah Nabi Penyayang, Bukan Penyuka Perang, berikut teks khutbah jumat.
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنَا إِيَّاهُ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ . أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita sekalian, khususnya bangsa Indonesia yang penuh damai ini. Shalawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi yang mengutamakan kedamaian di atas segalanya.
Kami berwasiat untuk diri kami pribadi khususnya dan para jamaah pada umumnya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah
Salah satu narasi miring yang sering dialamatkan kepada Rasulullah, khususnya oleh para pembenci Islam ialah fitnah bahwasanya Nabi Muhammad suka perang. Islam disebarluaskan dengan pedang. Kehidupan Nabi Muhammad selalu diisi dengan perang dan tidak ada damainya. Fitnah-fitnah tersebut dialamatkan kepada Rasulullah berdasarkan fakta bahwa memang ada beberapa peperangan yang pernah diikuti di zaman kehidupan Rasulullah saw.
Ahli sejarah mencatat bahwa ada 27 peperangan yang diikuti oleh Rasulullah saw. Jika kita perhatikan, kebanyakan peperangan tersebut adalah sifatnya mempertahankan diri atau sekadar membalas setimpal atas apa yang dilakukan oleh musuh.
Peperangan tersebut juga ekspansi pembebasan pada mereka yang melakukan kezaliman seperti ekspansi pasukan Rasulullah kepada kekaisaran Romawi yang menjerat kehidupan rakyatnya. Hal ini ditegaskan pada ayat yang telah kami bacakan sebelumnya:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
ad Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (QS Al-Hajj: 39)
Jika kita melihat sejarah Rasulullah, maka akan kita pahami bahwa selama beliau berdakwah di Makkah, beliau mendapatkan penentangan yang begitu besar dari kelompok orang-orang kafir. Nabi dan para Sahabat sama sekali tidak membalas. Hanya menahan diri. Bahkan mereka mengalah dan memilih hijrah ke Madinah. Ketika di Madinah, ternyata gangguan dari orang-orang kafir tidak juga berhenti. Mereka memblokade pasokan makanan yang seharusnya bisa masuk ke pasar Madinah.
Selama bertahun-tahun Nabi dan para Sahabat senantiasa kekurangan makanan. Nabi masih menahan diri. Pada saat hendak melaksanakan ibadah haji, Nabi dan Sahabat dicegat di Hudaibiyah, tidak diperbolehkan masuk Makkah dan dengan lapang dada menandatangani perjanjian Hudaibiyah yang sebetulnya jika kita pahami betul isi perjanjian itu sangat merugikan umat Islam.
Namun karena ada kesepakatan damai, Nabi menyetujuinya. Perjanjian itu pun lantas dilanggar sendiri oleh orang-orang kafir. Mereka mengepung Madinah. Nabi bersama para Sahabat mengikuti saran dari Salman al-Farisi, kemudian membuat parit di sekeliling Madinah untuk menahan ekspansi orang-orang Makkah. Nabi hanya bertahan dan menyusun kekuatan.