METRO SULTENG-Toleransi merupakan salah satu nilai luhur yang harus dijunjung tinggi oleh setiap warga negara, termasuk kita sebagai bangsa Indonesia. Dalam konteks Indonesia, toleransi merupakan ruh bangsa Indonesia. Terlebih bangsa ini, terdiri dari bermacam suku, agama, ras, dan golongan. Untuk itu Khutbah Jumat ini berjudul : "Khutbah Jumat; Toleransi Ruh Bangsa Indonesia". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini,
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. أَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Puji dan syukur pada Allah swt, yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan, sehingga bisa melaksanakan shalat Jumat berjamaah. Shalawat dan salam pada Rasulullah saw, yang akan mengantarkan kita pada syafaat kelak.
Selanjutnya, kita dianjurkan untuk bertakwa kepada Allah. Pasalnya, hanya takwa dan iman yang menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.
Setiap 16 November, dunia memperingati Hari Toleransi Internasional. Hari ini ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] pada tahun 1995 untuk mempromosikan toleransi dan menghormati perbedaan antar manusia.
Sikap toleransi adalah sikap terbuka dan menghargai perbedaan, baik perbedaan dalam keyakinan, budaya, agama, maupun pandangan hidup. Dalam Islam, toleransi merupakan nilai penting yang perlu dijunjung tinggi dalam masyarakat, terutama sebagai seorang Muslim yang beragama.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Q.S al-Hujarat [49] ayat 13;
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya; "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."
Menurut Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar, ayat ini menjelaskan bahwasanya manusia diciptakan dari pelbagai bangsa, berbagai suku sampai kepada perinciannya yang lebih kecil, bukanlah agar mereka bertambah lama bertambah jauh. Melainkan supaya mereka kenal-mengenal. Kenal-mengenal tentang dari mana asal-usul, dari mana pangkal nenek moyang, dari mana asal keturunan dahulu kala.
Lebih jauh lagi, ujung ayat ini adalah memberi penjelasan pada manusia, sejatinya kemuliaan yang bernilai di sisi Allah, tidak lain adalah kemuliaan hati, kemuliaan budi, kemuliaan perangai, dan ketaatan kepada Ilahi. Penjelasan tentang kesetaraan ini dikemukakan oleh Allah dalam ayatNya, untuk menghapus perasaan sebagian manusia yang hendak menyatakan bahwa dirinya lebih dari yang lain seperti karena keturunan, bahwa dia bangsa raja, orang lain bangsa budak.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Dengan kesetaraan ini, maka akan menimbulkan perasaan mau menerima kehadiran orang lain, tanpa ada sekat.
Terlebih di era globalisasi ini, sikap terbuka dan kesetaraan menjadi semakin penting. Hal ini karena dunia semakin terbuka dan saling terhubung. Kita semakin mudah berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda.