METRO SULTENG - Desa Tompira sudah berusia 115 tahun. Desa yang terletak di Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara, Sulteng, pertumbuhan ekonomi penduduknya bertumbuh secara signifikan seiring hadirnya pabrik smelter PT.Gunbuster Nickel Industry (GNI) di wilayah Kecamatan Petasia Timur.
"Sejak kehadiran PT. GNI dan sejumlah investor tambang di wilayah Desa Tompira, pertumbuhan ekonomi penduduknya tumbuh signifikan," ujar Sufran Tanadi, Kepala Desa Tompira yang ke-29 kepada media ini Rabu (1/2/2023).
Baca Juga: Migrasi Pekerja di Kawasan PT IMIP Tak Bisa Dibendung, Menteri PPN Minta Pemerintah dan Perusahaan Kolaborasi
Salah satu tokoh Bugis perantau yang sudah puluhan tahun bermukim di Desa Tompira, H. Jamal, mengaku banyak perubahan di-era desa itu dipimpin Sufran. Kemajuan terlihat nyata.
"Alhamdulillah, banyak perubahan. Semisal dibangunnya kantor desa yang baru di poros Desa Tompira jalan Trans Nasional. Termasuk adanya tempat mandi, sarana air bersih serta bangunan fisik lainnya," aku H.Jamal.
Sejarah panjang Desa Tompira yang dilalui alur Sungai Laa ini, menjadi catatan tersendiri. Kenapa tidak, dahulu abad ke 19, Sungai Laa pernah dilayari oleh kapal-kapal VOC di zaman kolonisasi Belanda. Sebagai alur dan akses ekonomi daerah, desa yang terletak di pinggiran sungai ini menjadi desa diperhitungkan keberadaannya.
Baca Juga: LSM NCW Pertanyakan Retribusi Galian C Morut Rp17 M yang Belum Dibayarkan
Seiring itu pula, dengan perkembangan zaman, Desa Tompira kini menjadi salah satu kawasan segi tiga emas, yang ramai berdiri puluhan lapak kios dan toko. Disebut segi tiga emas karena persimpangan di desa ini ramai dan menjadi salah satu pusat bisnis UMKM.
Di segi tiga emas Desa Tompira, warga yang melakukan perjalanan akan banyak rehat sejenak melepas penat.
Bagi yang ke Kolonodale akan melintas ke arah jembatan. Bagi yang ke arah Bungku, Morowali, akan melanjutkan perjalanan lurus.

Komoditas lauk lokal ini telah menembus pasar daerah lain setelah menjadi Meti kering maupun kripik Meti buatan tangan asli penduduk Desa Tompira.
Baca Juga: Tamu Minta Pijat Full Body, Pelayan SPA di Morut Dibayar Pakai Uang Mainan
Termasuk produksi batako sebagai bahan bangunan buatan penduduk Desa Tompira, juga banyak terjual dan diorder perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Morowali Utara.
Kini, Desa Tompira menginjak usia 115 tahun. Sejarah panjang perjalanan desa ini menjadi salah satu catatan sejarah di Bumi Tepo Asa Aroa. Sehingga dalam waktu dekat, masyarakat desa ini begitu antusias merayakan hari jadi Desa Tompira. ***