METRO SULTENG- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali Andi Irman memberikan penjelasan terkait proyek pengerjaan irigasi air tanah dalam (perkebunan) klota batu penodo di Desa Bahoea, Kecamatan Bungku Barat, Morowali.
Andi Irman mengatakan, proyek tersebut bukan terlambat pengerjaannya, namun pengeboran mata airnya kurang maksimal, sehingga diadakan pengeboran ulang untuk mencari mata air yang lebih bagus.
"Proyek tersebut sudah selesai dibulan Desember, hanya saja waktu uji coba, mata air yang telah dibor tidak maksimal airnya, sehingga pekerjanya melakukan pengeboran ulang," kata Andi Irman kepada Metrosulteng, Rabu (18/1/2023).
Adapun tujuan utama pembangunan irigasi air tanah itu bukan untuk pengadaan air bersih kepada masyarakat, akan tetapi untuk mengairi perkebunan masyarakat atau digunakan untuk menyiram tanaman masyarakat.
Baca Juga: PT GNI Bantah Adanya TKA Asal Cina Yang Aniaya Tenaga Kerja Lokal Hingga Memicu Bentrok
"Jadi itu seperti proyek embung, jika ada masyarakat yang ingin menggunakan air bersih tersebut boleh juga tidak apa, cuma memang proyek itu dibangun khusus untuk pertanian," jelasnya.
"Jadi memang tidak ada pipa-pipa yang disambung ke rumah-rumah masyarakat, karena peruntukkannya untuk digunakan menyiram tanaman yang ada dikebun-kebun milik warga Transmigrasi Kabera," terangnya Andi Irman.
Baca Juga: Hidup Susah dan Penuh Perjuangan di Panti Asuhan, Putri Tetap Gigih Bercita-cita Jadi Polwan
Kendati demikian, Kadis DPKP Morowali ini tetap akan menberikan ketegasan kepada para pengelola yang mengerjakan proyek tersebut agar segera mungkin dapat di manfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian.