Guru Pondok Pesantren Cipasung Ungkap Jika Pidato Menag Tentang Guru Sedang Diframing Negatif, Minta Masyarakat Jangan Terpancing Provokasi

photo author
- Kamis, 4 September 2025 | 08:40 WIB
Muhammad Rizqi Romdhon, guru Bahasa Arab dari Pondok Pesantren Cipasung
Muhammad Rizqi Romdhon, guru Bahasa Arab dari Pondok Pesantren Cipasung

METRO SULTENG – Isu mengenai pernyataan Menteri Agama (Menag) Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A yang dianggap melecehkan profesi guru mulai mendapat bantahan langsung dari peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG). Salah satunya datang dari Muhammad Rizqi Romdhon, guru Bahasa Arab dari Pondok Pesantren Cipasung, yang menegaskan bahwa pidato Menag justru sarat dengan nasihat moral dan motivasi, bukan merendahkan.

“Bapak Menteri Agama saat ini sedang diframing dengan tuduhan melecehkan profesi guru atas potongan pidato beliau yang menyebutkan bahwa guru jangan mengharap upah, apabila mengharap upah maka jadilah pedagang,” ujar Rizqi Romdhon. 03/09/2025.

Baca Juga: Tahun Depan Dana Transfer Pusat Berkurang 30 Persen, Gubernur Anwar Hafid Instruksikan OPD Kencangkan Ikat Pinggang dan Kreatif

Menurutnya, potongan pernyataan itu harus dilihat dalam konteks lengkap. “Konteks pembicaraan beliau ini berawal dari nasihat kepada ribuan guru agama yang sedang mengikuti PPG Daljab terakhir tahun 2025. Beliau menegaskan bahwa guru agama adalah pekerjaan mulia, karena guru agama bertanggung jawab bukan hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas. Guru agama bukan hanya bertanggung jawab atas kehidupan muridnya di dunia, tetapi juga setelah kehidupan dunia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rizqi Romdhon menuturkan bahwa Menag menempatkan guru agama dalam posisi yang sangat tinggi. “Guru agama adalah mursyid yang menunjukkan jalan kebenaran bagi muridnya, jalan menuju Tuhan. Guru agama hampir seperti Nabi, harus menjadi teladan, tidak boleh berbuat dosa karena akan menjadi contoh bagi murid-muridnya. Guru agama sangat mulia di hadapan Tuhan, maka profesi ini adalah pengabdian kepada Tuhannya. Untuk itu guru agama harus ikhlas dalam tugasnya, menjadi mursyid bagi muridnya, dan sebagai pewaris Nabi-Nya,” tegasnya.

Kesaksian senada juga disampaikan oleh Abdul Aziziy Ibn Mubarok, peserta PPG lainnya. Ia menyebut bahwa sambutan Menag justru seperti kuliah umum yang membangkitkan semangat ribuan guru. “Saya dan ribuan guru bersaksi bahwa tiada satupun pernyataan beliau yang merendahkan guru. Sambutannya memotivasi kami sebagai guru,” tulisnya di media sosial yang mendapat ratusan dukungan.

Peserta lain seperti Selly Puji Hartanto dan Yuyun Wulandari juga menyatakan hal sama, bahwa framing media telah mendistorsi maksud sebenarnya dari Menag.

Baca Juga: Kenaikan Pangkat Anggota Polisi Yang Amankan Demonstrasi, Istana Jelaskan Kriterianya

Dalam sambutannya, Menag bahkan menegaskan keberpihakan pemerintah kepada guru melalui kebijakan nyata: kenaikan tunjangan profesi bagi 227.147 guru non-PNS, peningkatan jumlah peserta PPG hingga 700% pada 2025, dan pengangkatan 52.000 guru honorer menjadi PPPK dalam tiga tahun terakhir.

“Guru adalah penentu masa depan bangsa. Mari kita bersama menjaga martabat guru, sebab dari tangan merekalah masa depan bangsa lahir dan tumbuh,” tegas Menag.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X