METRO SULTENG - Dua politisi asal Sulawesi Tengah (Sulteng) resmi masuk dalam jajaran Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Kedua politisi Sulteng tersebut yaitu Supratman Andi Agtas dan Abdul Kadir Karding.
Supratman Andi Agtas atau yang karib disapa Maman merupakan politisi Partai Gerindra. Sedangkan Abdul Kadir Karding adalah politisi PKB.
Dari puluhan nama yang diumumkan, keduanya resmi masuk dalam jajaran Kabinet Merah Putih yang diumumkan Presiden Prabowo pada Minggu malam (20/10/2024) di Jakarta.
Baca Juga: Prabowo Suarakan Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina saat Pidato Pertama sebagai Presiden
Maman kembali dipercaya menjabat Menteri Hukum RI, setelah beberapa bulan sebelumnya dilantik di pos jabatan itu (Kementerian Hukum dan HAM) di sisa periode 2019-2024 Presiden Joko Widodo.
Kementerian Hukum dan HAM di era Prabowo kini dilebur menjadi tiga pos kementerian. Tugas HAM (Hak Asasi Manusia) ditangani kementerian baru, begitu pun tugas mengurus Imigrasi dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ada kementerian baru.
Sementara Karding mengemban tugas menjadi Menteri Perlindungan Pekerja Migran/Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BPPMI). Kementerian ini merupakan kementerian baru.
KARIR MAMAN & KARDING
Sebelum berkarir di Jakarta, Maman pernah menjadi dosen hukum di Universitas Tadulako Palu. Ia juga pernah memimpin Perusda Palu.
Bahkan ia sempat mencalonkan di Pilkada Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah. Namun nasib baik belum berpihak kala itu.
Setelah lama berkarir di daerah, Maman mencalonkan anggota DPR RI dari dapil Sulteng. Ia berhasil duduk di Senayan selama dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024.
Oleh Fraksi Partai Gerindra, menugaskan dirinya menjadi ketua Badan Legislasi atau Banleg DPR RI.
Sementara itu, Abdul Kadir Karding lahir dan besar di Donggala, Sulawesi Tengah. Ia merupakan alumni SMA 2 Palu, salah satu sekolah ternama di ibu kota Provinsi Sulteng.
Baca Juga: Prabowo Gunakan Mobil Nasional Made in RI ‘Maung’ Saat Menuju Istana Kepresidenan Usai Dilantik