Sepak Bola Bukan Lagi Hanya Sekedar Hiburan

photo author
- Senin, 5 Desember 2022 | 21:20 WIB
Adam Septian Nureza
Adam Septian Nureza

Oleh : Adam Septian Nureza

METRO SULTENG-Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh segala kalangan, baik dari anak kecil hingga orang dewasa, baik wanita maupun pria dan dimainkan dari pelosok desa hingga ke tengah kota metropolitan.

Dalam sejarahnya, sepakbola sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dengan dibuktikan oleh bukti ilmiah yang memperlihatkan di Cina sejak era Dinasti Han ada sebuah olahraga seperti sepak bola yang dikenal sebagai “Tsu Chu” yang bertujuan untuk Latihan fisik para tentaranya.

Sedangkan pada masa sekarang sepakbola pertama kali dikembangkan di negara Inggris. Sepak bola dikenal berawal dari permainan bola sekolah umum di Inggris, kemudian sepak bola berkembang berkat upaya orang-orang pada pertengahan abad kesembilan belas yang mulai membuat beberapa aturan pada klub sepak bola lokal, dan berakhir pada pembentukan asosiasi sepak bola di London, Inggris pada tahun 1863.

Aturan yang dibuat oleh asosiasi tersebut agar para klub dapat bermain tanpa ada perselisihan, membuat aturan khusus seperti bola tidak boleh dipegang menggunakan tangan (kecuali penjaga gawang) dan larangan bermain curang selama pertandingan.

Kemudian pada tahun 1904, berdirilah sebuah organisasi yang menaungi semua asosiasi sepak bola di dunia. Federation Internationale de Football Asociation (FIFA) di Prancis. FIFA memiliki sebuah slogan yaitu “FOR THE GAME FOR THE WORLD”.

Sampai saat ini FIFA memiliki 209 negara yang tergabung di dalam organisasi terbesar sepakbola dunia ini. FIFA memiliki markas di Zurich, Swiss. Sepak bola memiliki sebuah kompetisi terbesar yang paling banyak dinanti dan digemari melebihi Olimpiade, kompetisi tersebut disebut dengan ajang Piala Dunia.

Sepak Bola di Era Modern
Seiring perkembangan zaman, sepakbola juga ikut berkembang. Mulai dari segi permainan, taktik, strategi hingga dalam segi bisnis.

Dalam dunia sepakbola era sekarang modernisasi juga sudah memasuki dalam sistem sepakbola dunia, dimana modernisasi sudah mulai mempengaruhi tentang penjualan dan pembelian pemain atau dalam pembangunan internal sebuah klub yang dimana sudah masuk dengan bidang ekonomi yang lebih mengutamakan uang lebih dari segalanya.

Di era sekarang sudah banyak klub kecil yang berganti kepemilikan kemudian berpeluang menggeser klub-klub raksasa eropa untuk masuk kedalam zona kejayaan.

Bahkan banyak sekali klub-klub liga lokal di Indonesia yang lebih mengutamakan mengincar pemain asing dengan nilai pasar pemain yang bernilai fantastis.

Hal ini dilakukan selain untuk mendongkrak peforma klub, juga diperuntukkan untuk lahan bisnis para eksekutif klub. Namun biasanya hal ini cenderung menyebabkan ketimpangan dan persaingan yang tidak sehat antara klub-klub dengan ekonomi yang bisa dibilang cukup kaya, dengan klub yang hanya mengandalkan pemain dari akademi mereka.

Pembelian pemain juga bukan hal yang haram dalam dunia persepakbolaan, tetapi banyak kalangan yang menilai bahwa pemikiran modern bisa saja merusak keindahan sepakbola.

Namun dilihat dari sisi positifnya pembelian pemain ini dapat mendongkrak perekonomian klub. Karena biasanya pemain baru, apalagi pemain dengan berlabel bintang dapat membuat para penggemar klub berbondong-bondong untuk membeli tiket pertandingan, ataupun jersey klub dengan nama pemain tersebut.

Dengan pemain berlabel bintang tersebut juga dapat membuat kompetisi liga tersebut menjadi kompetisi yang mewah, dan nama besarnya dapat menjadi magnet bagi kapitalisme dalam mengembangkan praktiknya ke semua penjuru kehidupan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X