Yan Paul Menilai Walau Miliki SDA Mumpuni, Tapi Listrik di Morowali Utara Ambang Krisis

photo author
- Jumat, 14 Oktober 2022 | 19:10 WIB
ilustrasi
ilustrasi

METRO SULTENG – Memilukan memang kalau sampai Kabupaten Morowali Utara, yang dianugerahi sumber daya alam (SDA) melimpah harus mengalami krisis energi.

Namun isu ancaman krisis energi ini mengemuka setelah dalam beberapa bulan terakhir ini Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, terjadi pemadaman listrik yang sudah tak kenal waktu lagi.

Dalam sehari, bisa 4 hingga 5 kali pemadaman, bahkan ada melebihi itu. Kondisi ini pun diperparah karena sering kali tidak ada pengumuman atau jadwal resmi yang disampaikan pihak Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Kolonodale.

Padahal kekayaan alam Morowali Utara, di sektor tambang ore (bahan mentah nikel) sangat melimpah, hal itu yang membuat nama daerah Tepo Asa Aroa itu mendunia.

Namun melihat kondisi daerah tersebut seperti itu, seorang aktivis Yan Paul Mbaloto menilai cukup memprihatinkan. Oleh karena, tak ada keseimbangan atau keadilan di tengah masyarakat.

Menurut pria yang akrab disapa Is Mbaloto ini, jika diestimasikan investor tambang yang masuk di Kabupaten Morowali Utara, betapa besar nilai investasinya sampai triliunan rupiah. Namun mirisnya, penanganan listrik di daerah yang dijuluki penghasil nikel tersebut dinilainya amburadul, bahkan diprediksi ambang krisis.

"Dibanding dengan Kabupaten Badung Provinsi Bali, yang nota bene tidak memiliki sektor industri tambang, namun PAD-nya triliunan rupiah. Padahal, daerah ini hanya mengandalkan PAD dari sektor pariwisata saja. Tapi masyarakat kalangan bawah bisa menikmati kebijakan Pemda setempat secara adil dan merata yaitu, program listrik gratis. Listrik gratis ini diperuntukan bagi warga kalangan bawah yang dibayar oleh Pemda Badung, bahkan Pemda setempat menyiapkan kendaraan layanan kesehatan atau ambulance mobile 24 jam untuk melayani warganya," ujar Is Mbaloto, Jumat (14/10/2022).

Ia juga sangat menyayangkan jika Morowali Utara yang kaya akan SDA harus mengalami krisis listrik, padahal banyak daerah yang tidak punya SDA tapi tidak mengalami krisis energy.

“Ini artinya harus ada yang diperbaiki. Masalah listrik menurut saya sederhana, hanya sistem maupun regulasinya yang perlu di tata dengan baik, dan harus transparan,” sebut pria yang pernah bermukim sekira 2 tahun di Bali itu.

Dia pun tak setuju jika kekayaan alam berupa tambang nikel yang nota bene adalah anugerah Tuhan, disinyalir hanya dinikmati segelintir orang.

“Saya tidak setuju kekayaan sumber daya alam Morowali Utara yang merupakan anugerah Tuhan, disinyalir hanya dinikmati segelintir orang, yang hanya mau makan sendiri, dan kenyang sendiri. Sementara rakyat Morowali Utara masih banyak susah, belum lagi masalah listrik dan lainnya. Hal ini diibaratkan kita hanya jadi penonton di negeri sendiri," tegasnya.

Untuk itu, Yan Paul berharap Pemda Morowali Utara bisa menjadi pionir untuk membuat masyarakatnya sejahtera, termasuk kenyamanan menikmati listrik yang stabil. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iwan MS

Tags

Rekomendasi

Terkini

X