Indonesia Bisa Jadi Pemain Utama Industri Mobil Listrik Dunia

photo author
- Selasa, 30 Agustus 2022 | 07:35 WIB
Mobi listrik honda (Foto: global honda)
Mobi listrik honda (Foto: global honda)

METRO SULTENG-Nikel kini menjadi bahan baku utama yang diincar di seluruh dunia. Menjadi komponen penting dalam produksi baterai kendaraan listrik, nikel menjadi pendorong perubahan dalam pemanfaatan energi. Diperkirakan ada 3.269.671 unit kendaraan listrik di pasar kendaraan listrik global pada tahun 2019 dan jumlahnya akan mencapai 26.951.318 unit pada tahun 2030.

Makin tingginya permintaan kendaraan listrik secara otomatis akan membuat industri kendaraan listrik menjadi salah satu yang paling populer. Oleh karena itu, nikel sebagai komponen penting akan menjadi incaran negara-negara di dunia.

Baca Juga: CPM Kembali Temukan Kandungan Emas di Blok Poboya Menjadi 21,7 Juta Ton

Indonesia akan ikut menyongsong tren kendaraan listrik ini dengan mempromosikan mobil hemat energi dan mempercepat produksi baterai kendaraan listrik. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan mendukung percepatan produksi tersebut.

Baca Juga: Manfaat Minum Kopi Berperan Turunkan Berat Badan

Berdasarkan data yang dihimpun Metro Sulteng dari Laman Investor Daily yang dikutip dari situs web Kementerian Perindustrian menyebutkan target jumlah mobil listrik di Indonesia. Jumlah mobil listrik ditargetkan mencapai 400.000 unit pada tahun 2025, lalu meningkat menjadi 5,7 juta unit pada tahun 2035.

Baterai berkapasitas besar

Sistem Penyimpanan Energi (Energy Storage System/ESS) menjadi sorotan saat sebuah perusahaan kendaraan dan energi terbarukan papan atas AS menyatakan ingin berinvestasi di sektor ESS di Indonesia. Dengan kapasitas penyimpanan 100 MW, ESS memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dari baterai listrik. ESS dapat berfungsi sebagai penstabil atau sebagai pengganti, yaitu sebagai pembangkit peaker (untuk memenuhi permintaan listrik tinggi).

Baca Juga: Profil PT IMIP, Pabrik Nikel Terbesar Asia Tenggara Berpusat di Morowali

ESS merupakan bagian dari energi baru dan terbarukan. Menurut skenario International Renewable Energy Agency (IRENA), sumber energi untuk pembangkit listrik dari energi terbarukan akan mencapai 38% pada tahun 2030. Persentase ini akan meningkat hingga 55% pada tahun 2050. Pemerintah telah menetapkan target untuk mencapai bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X