ekonomi

UDANG 2 JUTA TON : Sebaiknya Prioritaskan Perbaikan Genetik, Sistem Budidaya dan Hilirisasi

Senin, 9 Januari 2023 | 13:40 WIB
Udang, kini menjadi primadona untuk dikonsumsi masyarakat dunia. (foto: antara)

Oleh: Dr Hasanuddin Atjo (Dewan Pakar SCI dan Ispikani)

TARGET Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada akhir tahun 2024 produksi udang nasional mencapai 2 juta ton, dari 800 ribu ton di tahun 2019. Demikian pula dengan target devisa meningkat menjadi sekitar US$ 5 milyar dari sekitar US$ 2,0 milyar.

Berdasarkan data bersumber dari KKP bahwa pada akhir tahun 2022 diprediksi produksi udang 1,1 juta ton dengan nilai devisa mendekati angka US$ 2,4 milyar, sekitar 40 persen dari total nilai ekspor hasil perikanan.

Angka produksi udang ini menurut sejumlah asosiasi yang dihubungi minggu lalu, dinilai tinggi dan perlu dikoreksi, sehingga data produksi mendekati angka sesungguhnya. Mengutip salah satu tagline BPS bahwa data itu mahal, tetapi akan lebih mahal lagi membangun tanpa data yang valid.

Baca Juga: Produksi Udang Nasional 2 Juta Ton Dihadang Efisiensi, Standarisasi dan Investasi

Dicontohkan bahwa produksi benur pada tahun 2021 sekitar 32 milyar ekor dan dioprkirakan meningkat menjadi 35 milyar ekor pada tahun 2022. Produksi ini belum termasuk produksi benur dari hatchery skala rumah tangga yang menetaskan telur dari induk yang diperoleh dari tambak sekitarnya dan disebut F2.

Dengan asumsi jumlah benur yang hidup 65 persen dan berat udang rata rata 20 gram, maka perkiraan produksi di tahun 2022 mencapai 455 ribu ton. Selanjutnya mereka asumsikan dari tambak tradisional dengan benur skala rumah tangga sekitar 100 ribu ton. Diperkirakan total produksi pada tahun 2022 maksimal pada angka 600 ribu ton.

Dr Hasanuddin Atjo. (foto: dok pribadi)
Perbedaaan data produksi ini mesti menjadi PR, pekerjaan rumah yang harus dibenahi pada tahun tahun mendatang, agar tidak lagi menjadi sumber kesalahan untuk menyusun strategi pengembangan, baik oleh Pemerintah, Swasta dan sektor lain yang memerlukan.

Baca Juga: REDESAIN INDUSTRIALISASI UDANG

Terlepas adanya perbedaan data itu, maka tidak kalah pentingnya bagaimana skenario yang harus dilakukan agar capaian produksi dan devisa pada ahir tahun 2024 tidak terlalu jauh jaraknya dengan target yang telah ditetapkan.

Bila ingin meningkat dua kali saja pada tahun 2024, maka produksi benur bermutu harus ditingkatkan menjadi minimal 70 milyar ekor. Dan untuk tujuan itu membutuhkan Induk udang sekitar 700 ribu ekor yang dominan masih diimpor dari Hawai dan Florida, disebut F1.

Lebih baik lagi kalau di Indonesia dikembangkan secara masif NBC, Nucleus Breeding Center dan atau Breeding Multification Center, BMC berafiliasi dengan breeder dunia di Hawai maupun Florida ternama yang telah eksis menproduksi induk udang jenis vaname, yang saat ini sekitar 85 persen benurnya ditabur di tambak tambak Indonesia.

Peningkatan produksi benur harus disertai perbaikan sistem budidaya dan hilirisasi produk yang bernilai tambah agar marjin pembudidaya meningkat dan sekaligus membuka lapangan kerja baru yang saat ini menjadi salah satu persoalan yang penting di negeri kepulauan ini.

Penerapan inovasi dan teknologi nursery pada teknologi tradisional, semi intensif, intensif harus masif dan nantinya harus jadi budaya. Di Ekuador budaya ini sudah menjadi satu regulasi yaitu budidaya harus dilakukan minimal two steps atau lebih (nursery dan grow out).

Cara ini sudah di tiru oleh India dan vietnam yang saat ini berkembang masif. Perubahan cara budidaya ini menjadi salah satu sebab produksi udang India, Vietnam meningkat tajam menjadi 800 ribu dan 600 ribu ton. Sementara Itu Indonesia berada di peringkat ke 5 dengan produksi 500 ribu ton ( FAO, 2021).

Halaman:

Tags

Terkini