METRO SULTENG-Pamor nikel kembali naik jadi perbincangan hangat dunia investasi. Nikel sendiri merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik selain nikel adalah litium.
Saat ini, Litium merupakan logam yang paling berharga di bumi. Di Indonesia sendiri, sampai saat ini belum memiliki pengolahan tambang litium. Sebagian besar potensial material baterai kendaraan listrik di Indonesia lebih banyak dari nikel, kobalt, dan mangan.
Baca Juga: Wartawan di Morowali Utara Keroyok Nasbam di Hari Padungku
Melansir dari Reuters, Sabtu (14/7/2023), diketahui pada 2022, produksi litium global sudah mencapai 737.000 ton. Kemudian pada 2023 ini produksi global litium diperkirakan akan mencapai 964.000 ton.
Seiring pertumbuhan industri, pada 2024 mendatang litium diperkirakan akan diproduksi sebanyak 1.167.000 ton. Lantas di tambang mana saja yang mampu memproduksi paling banyak litium di dunia?
Baca Juga: Benarkah Karyawan IMIP yang Muslim Dilarang Shalat Lima Waktu, Ini Jawaban Pengawas Lapangan
Berikut tujuh tambang litium terbesar di dunia:
1. Greenbushes
Terletak di Australia, milik Talison Lithium (perusahaan patungan antara Tianqi Lithium, IGO, dan Albemarle Corp). Merupakan tambang dengan kapasitas produksi litium terbesar di dunia. Kapasitas produksi perusahaan saat ini sebesar 1,34 juta ton per tahun untuk konsentrat litium tingkat kimia dan tingkat teknis.
2. Pilgangoora
Di Australia, ada tambang Pilgangoora milik Pilbara Minerals (PLS.AX). Tambang ini mampu memproduksi 360.000 hingga 380.000 ton konsentrat spodumene per tahun.
3. MT Cattlin
Masih di Australia ada tambang Mt Cattlin milikAllkem (AKE.AX), perusahaan yang dibentuk dari penggabungan Orocobre dan Galaxy Resources. Tambang ini tercatat mampu menghasilkan 194.000 ton konsentrat spodumene pada tahun 2022.
4. Mibra Minas Gerais
Tambang Mibra Minas Gerais Brasil milik Advanced Metallurgical Group (AMG.AS). Tambang ini bisa memproduksi 90.000 ton spodumene per tahun, dengan rencana untuk memperluas hingga 130.000 ton pada akhir kuartal II 2023.