ekonomi

Smelter Nikel PT GNI di Morut Terancam Bangkrut, Diresmikan Jokowi Tahun 2021 Perusahaan Terus Merugi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 07:00 WIB
Merah putih berkibar di PT GNI dan PT.SEI saat upacara menyambut HUT RI ke 79,(Foto: Ist)

METRO SULTENG-Perusahaan smelter biji nikel terbesar di Indonesia PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang berada di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, terancam tutup, setelah perusahaan induknya di China bangkrut.

PT GNI yang berafiliasi dengan raksasa baja tahan karat yang bangkrut Jiangsu Delong Nickel Industry Co, menunda pembayaran kepada pemasok energi lokal dan tidak dapat memperoleh bijih nikel, menurut orang-orang yang mengetahui situasi tersebut.

Baca Juga: Temuan DLH Sulteng di Lapangan, Tenyata CPM Belum Pasang Alat Pemantau Udara

Smelter GNI tersebut kemungkinan akan segera menghentikan produksi jika situasi terus berlanjut, kata orang-orang tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah tersebut sensitif.

Mengutip laman Bloomberg pihak
GNI belum memberi konfirmasi terkait ancaman perusahaan berhenti beroperasi.

Seperti diketahui, harga nikel global hampir turun setengahnya sejak akhir 2022 karena produksi Indonesia yang sedang meningkat memaksa tambang dan pabrik di tempat lain untuk tutup.

Namun, sekarang bahkan GNI yang biasanya mendapat keuntungan dari biaya energi dan tenaga kerja yang lebih rendah — merasakan tekanan.

Pasokan bijih bagi industri smelter di Indonesia juga telah ketat selama hampir setahun karena kurangnya kuota penambangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Hal itu memperburuk kesulitan GNI, yang sudah menderita akibat kebangkrutan induknya Delong. Konglomerat China itu — yang dimiliki oleh Dai Guofang dan keluarganya — adalah salah satu investor awal di industri peleburan nikel Indonesia, tetapi dipaksa melakukan restrukturisasi oleh pengadilan China tahun lalu.

Baca Juga: WALHI Tantang Gubernur Sulteng Baru Anwar-Reni Bereskan Masalah Lingkungan, Izin Tambang dan HAM dalam 100 Hari Kerja

Bisnisnya telah menderita akibat perlambatan ekonomi China dan persaingan ketat dari Tsingshan Holding Group, yang juga memiliki operasi besar di Indonesia.

Delong, pemerintah daerah Xiangshui, dan firma hukum King & Wood Mallesons, yang ditunjuk sebagai manajer yudisial untuk restrukturisasi tersebut, tidak dapat segera mengomentari masalah tersebut.

Gunbuster, yang mampu memproduksi 1,8 juta ton besi kasar nikel per tahun, telah menutup semua kecuali beberapa dari lebih dari 20 jalur produksinya sejak awal tahun.

Diresmikan Jokowi

Presiden Indonesia saat itu, Joko Widodo, yang berperan penting dalam menarik lebih banyak investasi asing ke industri nikel di nusantara.

Halaman:

Tags

Terkini