ekonomi

Mengintip Industri IWC dan Pusat Dirgantara Jerman Yang Mempelopori Keramik yang Diperkuat Serat Dalam Pembuatan Jam Tangan

Senin, 9 Desember 2024 | 08:44 WIB

METRO SULTENG-IWC Schaffhausen dan Pusat Dirgantara Jerman (DLR) bersama-sama mengembangkan casing jam tangan pertama yang terbuat dari bahan komposit matriks keramik (CMC).

Keramik yang diperkuat serat ini menggabungkan kekerasan dan ketahanan gores dari keramik konvensional dengan daya tahan tambahan dan toleransi tinggi terhadap guncangan suhu.

Sejak tahun 1980-an, IWC telah membangun keahlian dalam material canggih, termasuk keramik.

Baca Juga: Ini Alasan Verifikasi Nama Ibu Kandung di Perbankan

Sebagai pelopor penggunaan casing zirkonium oksida, IWC telah memperkenalkan material seperti keramik silikon nitrida coklat, keramik boron karbida hitam, berbagai keramik berwarna, dan baru-baru ini, keramik bercahaya yang disebut Ceralume.

Dalam proyek dengan DLR ini, kedua organisasi mengeksplorasi potensi CMC dalam komponen yang lebih kecil.

Biasanya digunakan dalam komponen roket yang lebih besar dan sistem perlindungan termal, CMC diadaptasi menggunakan teknologi pengepresan serat pendek DLR untuk membuat casing arloji.

Bekerja sama dengan divisi teknik IWC, XPL, tim DLR mengembangkan proses khusus untuk memproduksi casing arloji CMC.

Baca Juga: Jam Tangan Panerai Luminor GMT Hadir dengan Cadangan Daya Ceramica PAM01674

Kolaborasi ini sukses bagi kedua mitra: IWC menambahkan CMC ke portofolio bahan casing canggihnya yang terus berkembang, sementara DLR, dengan keahlian barunya dalam komponen CMC skala kecil, memperluas aplikasi untuk penggunaan dirgantara.

Pembuatan casing jam tangan CMC dimulai dengan polimer yang diperkuat serat karbon. Serat karbon dipotong, diinfus dengan resin, ditekan ke dalam cetakan, lalu dipanggang.

Dengan menggunakan teknologi pengepresan serat pendek, DLR membentuk material menjadi bentuk awal yang menyerupai casing jam tangan.

Melalui proses suhu tinggi yang disebut pirolisis, matriks polimer berubah selama beberapa hari menjadi matriks karbon berpori.

Pada tahap berikutnya, yang disebut silikonisasi, kristal silikon ditambahkan dan dipanaskan, sehingga silikon dapat mengisi pori-pori dan bereaksi secara kimia dengan karbon, membentuk keramik silikon karbida.

Pada tahap ini, casing mencapai kekerasan sekitar 2400 Vickers dan hanya dapat dikerjakan dengan alat berlian.

Halaman:

Tags

Terkini