METRO SULTENG-Pada Kamis, 5 September 2024, sebuah kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) DRTPM, Kemdikbudristek digelar di Kelompok Tani Tomata Ndeme Desa Sepe, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulteng, untuk memperkenalkan metode pemanfaatan kulit kakao sebagai pakan ternak.
Kegiatan ini diinisiasi oleh tim PKM yang terdiri dari Dr. Andri Amaliel Managanta, SP., M.Si, Ir. Yan Alpius Loliwu, SP MP IPM, Ika Paramitha Lantu, S. S M.Pd serta dua mahasiswa, Michael K Wijaya dan Deliana Ngkedo.
Baca Juga: Produksi Kakaonya Tertinggi di Indonesia, Kementerian Desa Kembangkan Hilirisasi Kakao di Sulteng
Mereka berkolaborasi dengan kelompok petani setempat dalam upaya memberikan solusi terhadap limbah kulit kakao yang sering kali dianggap tidak bermanfaat.
Limbah tersebut hanya dibuang begitu saja, tanpa diolah menjadi produk yang bernilai. Melalui pelatihan ini, tim bertujuan membantu petani Tomata Ndeme memanfaatkan limbah kulit kakao sebagai pakan alternatif yang bernutrisi tinggi bagi ternak, terutama ternak sapi.
Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian petani melalui peningkatan ketahanan pangan serta mendukung keberlanjutan lingkungan.
Pelatihan dimulai dengan pengenalan terhadap potensi nutrisi yang terkandung dalam kulit kakao, termasuk serat kasar dan protein yang berguna bagi pertumbuhan ternak.
Tim kemudian menjelaskan langkah-langkah teknis pengolahan kulit kakao, mulai dari proses fermentasi hingga penggeringan.
Setiap peserta diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam pengolahan, sehingga petani bisa menerapkan ilmu yang dipelajari. Bapak Raden Saleh Bantau, sebagai ketua kelompok mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani.
Dr. Andri dalam penyampainnya, diharapkan agar program ini dapat terus dilanjutkan dan dapat diperluas ke kelompok tani lain. Melalui proses pembuatan pakan dan kemudian akan dilanjutkan pada proses pemasaran dan kampanye pakan ternak dari kulit kakao akan menjadi awal dari perubahan positif dalam pengelolaan limbah kulit kakao di daerah ini.
"Dengan kerjasama yang berkelanjutan antara petani dan akademisi, kita bisa menciptakan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak, “ujar Dr. Andri.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi contoh pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, di mana pengembangan sumber daya lokal dapat memberikan manfaat ekonomis sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.
Melalui program-program seperti ini, keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Poso akan semakin terjamin di masa depan.***