ekonomi

Produksi Kakaonya Tertinggi di Indonesia, Kementerian Desa Kembangkan Hilirisasi Kakao di Sulteng

Senin, 5 Agustus 2024 | 19:27 WIB
Direktur Pengembangan Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, M.Fachri (berjongkok) saat berkunjung ke Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Fachri meninjau Palolo untuk menjadi daerah hilirisasi produk kakao berbasis desa. (Foto: Ist).

Salah satu lokasi pembibitan kakao di Kecamatan Palolo, Sigi, Sulteng, yang ditinjau Direktur Pengembangan Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, M Fachri.
"Apalagi kakao merupakan produk unggulan strategis Indonesia yang setara dengan sawit. Dan kakao juga merupakan satu dari empat produk unggulan yang telah dicanangkan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah," ungkapnya.

Saat ini, Indonesia bahkan masih mengimpor 300.000 ton kakao per tahun. Bahkan kebutuhan pasar domestik sendiri masih belum tercukupi. Olehnya itu, desa harus mampu menangkap peluang ini untuk meningkatkan perekonomiannya.

Baca Juga: Ahmad Ali Diyakini Bisa Bangkitkan Pariwisata Sigi, Termasuk Permandian Porame

Direktur PT MARS Symbioscience Indonesia, Fay Fay Choo menambahkan bahwa model yang tepat dalam pengembangan kakao di Sulteng adalah model pemberdayaan partisipatif.

Model ini akan melibatkan kelompok tani, perempuan dan pemuda. Sehingga tidak hanya meningkatkan pendapatan petani saja, tetapi juga perempuan dan pemuda.

"PT MARS akan bekerja di bagian hulu dalam mewujudkan hilirisasi produk kakao berbasis desa. Kami akan mengedukasi petani dan bekerjasama dalam hal-hal teknis lainnya. Kami sangat apresiasi dengan hilirisasi produk kakao berbasis desa," kata Fay Fay Choo. (*)

Halaman:

Tags

Terkini