ekonomi

Morowali dan Morut Penghasil Nikel Sulteng Menjadi Terkenal, Tatakelola Sumberdaya Mesti Update dan Inovatif

Jumat, 7 Juni 2024 | 05:14 WIB
Drs. Taslim, mantan Bupati Morowali periode 2018-2023 saat bersama Dr. Hasanuddin Atjo (kanan) di salah satu restoran di Palu akhir April 2024. (Foto: Ist).

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Sulteng lima tahun terakhir selalu diatas angka 10 persen, sedang pertumbuhan rata -rata nasional berada pada kisaran lima persen. Pertumbuhan  ekonomi yang tinggi ini hampir 70 persen disumbangkan oleh sektor industri pengolahan (terutama nikel) dan sektor penggalian tambang.

Kalau melihat lebih rinci lagi, maka PDRB kedua kabupaten ini berada diatas kabupaten dan kota lainnya. Berdasarkan BPS Sulteng pada tahun 2023 nilai PDRB-ADH, (atas dasar harga berlaku) dicapai Provinsi Sulteng sebesar  347,1 triliun rupiah, naik hampir 100 triliun rupiah terhadap tahun 2021.

Baca Juga: Sulteng Berpeluang Jadi Sentra Udang Nasional

Selanjutnya kontribusi masing-masing kabupaten bervariasi dari rentang 3,02 - 158 triliun rupiah. Kontributor tertinggi Kabupaten Morowali sebesar 158 triliun rupiah, disusul oleh Banggai 38 triliun rupiah,  Kota Palu  30,7 triliun rupiah, Morut 26,4 triliun rupiah, dan Parimo sebesar 21,6 triliun rupiah.

Banggai Laut kontributor yang terendah sebesar 3,02 triliun rupiah. Sementara Kabupaten Banggai Kepulauan 4,93 triliun rupiah, Tojo Unauna 6,8 triliun rupiah, Buol 7,2 triliun rupiah, Tolitoli 10,37  triliun rupiah, Sigi 11,4  triliun rupiah, Poso 11,71 triliun rupiah, dan Donggala sebesar 15,01 triliun rupiah.

Meskpuni pertumbuhan PDRB Sulteng tinggi, namun sisahkan beberapa persoalan antara lain gap PDRB antarkabupaten yang tinggi, tingkat kerusakan lingkungan yang hebat pada daerah tambang. Selanjutnya kemiskinan dan stunting, serta angka pengangguran juga jadi persoalan yang perlu ditangani.

Baca Juga: Bincang Santai Dengan Gubernur Rusdy Mastura, Bahas Daya Saing Komoditi Pangan hingga IKN

Dari ulasan tersebut, tentunya diperlukan desain tatakelola sumberdaya agar bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan bisa terkendali sebagaimana harapapan SDGs.

Gagasan tatakelola itu, sekilas sempat didiskusikan dengan Drs. Taslim, Bupati Morowali periode 2018 - 2023, ketika secara tidak sengaja berjumpa di salah satu restoran Kota Palu akhir April 2024. Gagasan ini akan diulas pada kesempatan berikutnya. ***

Halaman:

Tags

Terkini