"Pasokan listriknya jangan hanya menggunakan tenaga surya. Mungkin sementara waktu bisa memenuhi. Begitu pun air yang dialirkan ke lokasi KPN, sebaiknya sumbernya dari Danau Talaga yang berada di bagian bawah kawasan. Sistemnya tentunya dipompa, dan ini akan masuk kalkulasi ekonomi bila konsepnya adalah P3D Pangan untuk pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Sebab lokasi KPN berada di ketinggian," sarannya.
Olehnya itu, kata Hasanuddin, sebaiknya KPN Talaga merubah konsep pengembangannya. Dari budidaya pangan, menjadi P3D Pangan.
Konsep P3D juga membutuhkan keterlibatan kabupaten-kabupaten lainnya di Sulteng. Dengan begitu, KPN Talaga tidak hanya menjadi milik Donggala saja, tapi milik Sulteng secara umum.
Baca Juga: KPN Talaga, Diharap Memberi Value Terhadap IKN dan Poros Kasimbar-Tambu
"Komoditi-komoditi pertanian yang ada di Sulteng saat ini, ke depan pintu keluarnya ke IKN via KPN Talaga. Ini bisa dilakukan bila konsep P3D Pangan tadi diterapkan. Apalagi akan dibangun pelabuhan di sekitar KPN yang menghadap langsung ke IKN," ujar mantan Kepala Bappeda Provinsi Sulteng ini.
Komisi Penyuluhan Pertanian meyakini konsep P3D Pangan, lebih efisien dan efektif untuk diterapkan. Konsep ini juga dapat memantik kemajuan pembangunan terintegrasi di bidang pariwisata dan UMKM di sekitar kawasan KPN.
Dan yang lebih penting lagi, tutur Hasanuddin, obsesi Sulteng sebagai penyangga IKN dapat cepat terwujud. Sebab, konsep P3D Pangan menghemat pembiayaan daerah dan menekan risiko hukum di kemudian hari.
"Ini saran dari kami di Komisi Penyuluhan Pertanian. Kami siap duduk bersama, jika dimintai saran dan masukan yang lebih konkret lagi oleh pemda," tandas Hasanuddin Atjo. ***