METRO SULTENG – Kemarau panjang yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng) bukan hanya berdampak pada daerah produsen pangan, juga mengakibatkan harga bahan pokok khususnya, beras mengalami kenaikan secara signifikan.
Di Kabupaten Banggai, misalnya. Dari pemantauan media ini di dua pasar dalam Kota Luwuk yakni, pasar Simpong dan Unjulan, harga beras tertinggi dikisaran Rp13.000-13.500 perliter, dan termurah berkisar Rp11.000 perliter.
Sehingganya, Perum Bulog diminta untuk berperan dalam melakukan stabilisasi harga di pasaran.
Baca Juga: Bulog Pastikan Stok Beras di Banggai Aman Hingga Januari 2024
Terkait dengan itu, Account Manager Suplai Chain dan Pelayanan Publik (AM SCPP) Perum Bulog Subdivre Luwuk, Kabupaten Banggai, Hamzah Erik Tangahu dikonfirmasi pada Kamis (19/10/2023) kemarin, mengatakan dalam menstabilkan harga beras yang terus mengalami kenaikan, Bulog telah menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) atau beras medium di beberapa pasar tradisional untuk menjamin ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga. Juga memenuhi ketersediaan beras murah untuk masyarakat.
“Kalau dalam Kota Luwuk, kita salurkan di dua pasar yaitu, Pasar Simpong dan Pasar Unjulan. Disitu ada agen pengecer kita yang stay menjual beras murah untuk menekan gejolak harga beras,” sebutnya.
Baca Juga: Perusahaan Sawit yang Telah Memiliki IUP di Sulawesi Tengah Legal Beroperasi
Selain itu, pihaknya bersama beberapa instansi terkait di Banggai, juga melaksanakan giat-giat pasar murah. “Pasar murah ini sudah merupakan rutinitas yang bertujuan untuk stabilisasi harga dan menekan kenaikan harga bahan pokok,” ujarnya.
Disamping itu, pihak Bulog juga melakukan penyaluran bantuan pangan di 24 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai. “Untuk penyalurannya sudah sampai dengan Oktober 2023 ini. Sementara November masih menunggu perintah dari pusat,” jelas Hamzah Erik Tangahu.
Hanya saja, kata dia, serapan yang dilakukan oleh Bulog saat ini menemukan kendala karena harga beras mengalami kenaikan, sementara harga yang sudah ditentukan pemerintah lebih rendah dari harga di penggilingan.
Baca Juga: PB IDI Mengingatkan Proses Pemeriksaan Kesehatan Capres Cawapres Harus Independen dan Imparsial
“Harga pembelian pemerintah atau HPP yang ditentukan untuk pengadaan beras Rp. 9.950 per kilogram, sedangkan harga di pasaran atau pedagang membeli beras petani sekitar Rp. 11.000 hingga Rp. 12.500 per kilogram. Makanya petani lebih memilih menjual hasil panennya ke pedagang, dan kami tidak bisa memaksakan petani menjual ke Bulog,” ungkapnya.
Meski begitu, ia memastikan kondisi ketahanan pangan khususnya beras di Kabupaten Banggai masih tergolong aman.
Baca Juga: Senin Besok Bawaslu Touna Tertibkan Alat Peraga Kampanye, Siap-Siap Tim Sukses Para Caleg
“Untuk ketersediaan stok beras di gudang Bulog saat ini 1.644,7 ton. Secara presentase per bulan, Insya Allah mencukupi tiga bulan ke depan atau sampai dengan Januari 2024, masih aman,” kata Hamzah Erik Tangahu. ***