METROSULTENG — Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menetapkan masa tanggap darurat pasca kebocoran pipa minyak di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, sejak 23 Agustus hingga 5 September 2025. Selama periode ini, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama Pemda, masyarakat, dan tim ahli independen terus berkolaborasi memastikan penanganan berjalan transparan dan berkeadilan.
Enam desa terdampak, yakni Lioka, Langkea Raya, Baruga, Timampu, Matompi, dan Wawondula, menjadi fokus utama proses pemulihan. Penanganan dipimpin langsung Pemda Luwu Timur, sementara PT Vale berperan sebagai mitra pendukung dengan melibatkan pakar dari universitas terkemuka untuk melakukan asesmen sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Camat Towuti, Amri Mustari, menegaskan pentingnya sinergi lintas pihak. "Ini bukan kerja sepihak, pemerintah bersama PT Vale dan masyarakat bekerja sama agar penanganan berjalan cepat dan tepat," ujarnya, Sabtu (30/8/2025).
Hingga hari kedelapan, PT Vale telah menerima 112 aduan resmi dari warga, dengan sekitar 90 persen disampaikan langsung saat tim berkunjung ke lapangan. Untuk memudahkan akses, perusahaan membuka Posko Pengaduan & Informasi di Kantor Camat Towuti dan menyediakan layanan Hotline 24 jam.
Tokoh masyarakat desa juga turut aktif mencatat keluhan warga, yang kemudian diverifikasi dan ditindaklanjuti oleh PT Vale. Skema ini memastikan setiap aduan mendapat respons serta menjadi dasar dalam penyusunan langkah pemulihan.
Head of External Relations PT Vale, Endra Kusuma, menegaskan, "Dengan dukungan pemerintah, partisipasi aktif masyarakat, dan masukan tim ahli, pemulihan akan terus berjalan transparan dan berkeadilan."
Saat ini, tim ahli independen masih melakukan wawancara di wilayah hilir. Hasil asesmen lengkap dijadwalkan rampung awal pekan depan dan akan menjadi acuan pemulihan jangka panjang, baik bagi lingkungan maupun kondisi sosial-ekonomi masyarakat Towuti. (*)