METRO SULTENG - Diduga akibat gejolak PHK karyawan kontrak di smelter industri nikel di kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulteng, berdampak terhadap pelaku ekonomi di lingkar pertambangan nikel di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara.
Bahkan akibat aktifitas kontraktor tambang berlangsung stagnan, sejumlah kios terancam tutup yang berada disepanjang jalan di Desa Bungintimbe di area fly over.
Data yang dihimpun media ini dilapangan dari sumber-sumber pelaku ekonomi, seperti pedagang di Desa Bungintimbe, yang berujar, jika sebelumnya sekitar tahun 2022 omzet penjualan sehari bisa mengahasilkan rata-rata kisaran Rp1.5 juta perhari, namun sekarang sampai bulan Agustus 2025 rata-rata perharinya hanya bisa mencapai Rp300.000 perhari.
"Dulu saat ramai karyawan dan kontraktor tambang, pemasukan perhari rata-rata bisa mencapai Rp 1.5 juta perhari, sekarang pemasukan semakin menipis, ini diduga akibat dampak berkurangnya karyawan dan aktifitas kontrak pun yang menurun drastis, sehingga karyawan di kontraktor ditengarai banyak yang terkena PHK," ujar salah satu pemilik kios di jalur Trans Sulawesi di Fly Over PT GNI, Kamis (21/8/2025).***