METROSULTENG — Kemampuan beradaptasi, semangat berkembang, dan konsistensi menjadi kunci kesuksesan bagi para pekerja lokal di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Kisah inspiratif datang dari Sahrul Jaya dan Dirjo Purwanto, dua putra daerah Morowali yang berhasil meniti karier hingga menduduki posisi strategis di perusahaan besar.
Sahrul Jaya, pemuda 27 tahun asal Desa Solonsa, Kecamatan Witaponda, memulai perjalanannya sebagai kru konveyor di Divisi Rotary Kiln PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS), anak usaha IMIP. Lulusan SMK Negeri 1 Bungku Tengah ini mengaku sempat merasa minder saat harus bekerja bersama tenaga kerja asing (TKA), namun ia memilih melawan rasa inferior itu dengan meningkatkan kompetensi diri.
“Lingkungan kerja di IMIP membentuk relasi dan kompetisi yang sehat. Kami belajar, berproses, dan berkembang bersama,” ungkap Sahrul.
Baca Juga: Wabup Iriane Buka Rakorda Integrated City Planning Kabupaten Morowali
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia sempat bertugas di bagian burner rotary kiln, kemudian dipercaya sebagai wakil foreman pada 2018, foreman pada 2020, dan setahun kemudian naik menjadi wakil supervisor. Pada 2024, Sahrul mengikuti pelatihan industri dan bahasa Mandarin di Tiongkok, hingga kini menjabat supervisor dengan kemampuan bahasa Mandarin setara HSK 4. Ia bahkan menjadi juru bicara antara karyawan lokal dan TKA.
Bangun Karier dan Jaga Lingkungan Kerja Sehat
Cerita serupa datang dari Dirjo Purwanto, warga Desa Emea, Kecamatan Witaponda, yang kini menjabat Wakil Manajer Departemen Bijih Nikel di PT Logistik Sumber Daya (LSDY). Bergabung dengan IMIP sejak 2016 sebagai operator dump truck, Dirjo meniti kariernya perlahan hingga dipercaya memimpin tim produksi dengan 2.580 anggota.
Menurut Dirjo, kesuksesan di IMIP bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga kemauan untuk terus belajar.
“Orang Tiongkok tidak melihat karyawan lokal hanya dari skill, tapi juga dari kemauan bekerja dan bertanggung jawab,” jelas lulusan SMK Negeri 1 Luwuk itu.
Baca Juga: Sulteng Kaya Tambang, Tapi Pendapatan Pajak Kendaraan Berat Masih Jauh di Bawah Kaltim
Sebagai pimpinan, Dirjo kini bertugas menjaga produktivitas sekaligus memperhatikan kesehatan mental dan keamanan kerja para karyawan. Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan minim stres agar potensi insiden bisa ditekan, termasuk dalam penggunaan alat berat.
“Kami berupaya membangun komunikasi hangat antarkaryawan. Saat mental sehat, kinerja pasti lebih baik,” tambahnya.
Kisah Sahrul dan Dirjo menjadi bukti bahwa peluang berkembang di IMIP terbuka lebar bagi warga lokal Morowali. Dengan tekad dan semangat belajar, para pekerja muda dapat bersaing dan bersinar di kawasan industri strategis tersebut.