Brigade Pertanian Pemprov Sulteng Dinilai Penting Wujudkan Berani Panen Raya dan Berani Sejahtera Dengan Beberapa Catatan

photo author
- Minggu, 4 Mei 2025 | 16:17 WIB
Hamparan sawah yang baru saja selesai panen. Foto insert: Dr. Hasanuddin Atjo. (Foto: IST).
Hamparan sawah yang baru saja selesai panen. Foto insert: Dr. Hasanuddin Atjo. (Foto: IST).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo
(Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian Sulteng)

Perjalanan dengan kereta api dari stasiun Gambir, Jakata, ke stasiun Semilir Cilacap, Jawa Tengah, membutuhkan waktu tempuh sekitar enam jam. Ini cukup lama. Dan seperti biasa dimanfaatkan menulis catatan ringan yang kali ini menyoroti kondisi pertanian di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Gubernur Anwar Hafid kembali menelorkan gagasan menarik, melalui rapat terbatas di kantor Bappeda Sulteng pada Jumat, tanggal 2 Mei 2025, dengan membentuk brigade pertanian tingkat daerah.

Gagasan ini menindalanjuti salah satu strategi Kementerian Pertanian dalam meningkatkan
produksi maupun produktivitas pertanian terutama padi sawah dalam rangka swasembada pangan yang menjadi salah satu prioritas Presiden Ri ke-8, Prabowo Subianto.

Baca Juga: Brigade Pertanian Segera Dibentuk di Sulteng, Kawal Target 6 Ton per Ha

Brigade Pertanian bentukan Gubernur Anwar antara lain bertujuan mengawal program intensifikasi pertanian dalam hal ini strategi peningkatan produktivitas padi sawah di Sulteng dari 3,0 ton menjadi 6,0 ton pe ha per musin tanam, kurun waktu 2025 -2029.

Kebijakan yang diambil patut diberi apresiasi, karena belum semua provinsi, kabupaten dan kota membentuk brigade atau satgas (satuan tugas). Selain itu dengan produktivitas padi 3,0 ton per ha per musim tanam, berdasarkan kalkulasi hanya bisa menutup ongkos produksi atau HPP (Harga Pokok Produksi) usaha padi sawah.

Karena itu dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulteng oleh BPS provinsi, selalu menenpatkan subsektor tanaman pangan pada posisi paling bawah kurang dari 100 persen dari enam subsektor (Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya).

Baca Juga: Pengisian Kabinet Pasangan Anwar - Reny, Sudah Saatnya Berbasis Kompetensi

Satgas ini antara lain bertugas mengawal langsung upaya peningkatan produktivitas padi sawah di Sulteng sebesar 100 persen (3,0 ton menjadi 6 ton per ha per musim tanam). Dan ini bisa dicapai hanya dengan cara-cara diluar kebiasaan.

Intensifikasi (Benih bermutu, ketersediaan pupuk dan air, transformasi inovasi-teknologi, serta kelembagaan petani); Mekanisasi proses produksi dan pascapanen serta Hilirisasi merupakan tiga kompenen yang saling berpengaruh satu sama lain.

Diperlukan pemetaan masalah terhadap tiga komponen itu. Selanjutnya dibuat sebuah desain solusi dan rencana aksi. Keterlibatan para pihak yang berkompeten tentunya menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya.

Desain solusi tentunya sudah mempetimbangkan aspek nilai tambah dari usaha padi sawah yang selama ini dinilai kurang menjadi perhatian. Padahal aspek ini bisa berkontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan, selain upaya peningkatan produktivitas.

Baca Juga: Ketika Gubernur Anwar Hafid dan Wakilnya Ikut Tongkrongi Uji Kompetensi Pejabat Eselon, Dinilai Sebagai Langkah Maju

Mendorong investasi swasta membangun pabrik gilingan padi modern yang bernama "Rice Mill Digital" menjadi poin yang strategis. Pengalaman di Sulawesi Selatan menunjukan ada peningkatan harga gabah petani, karena mesin tersebut bisa menghasilkan beras yang berkualitas premium.

Selain itu terdapat hasil ikutan seperti beras broken, bekatul, dedak halus serta biomass sekam yang telah terpisah secara mekanis dan memiliki nilai tambah yang tidak sedikit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X