METRO SULTENG-Menyusul kesuksesan rilisan bertema Sakura awal tahun 2024 ini, Grand Seiko melanjutkan eksplorasi pelat jam yang terinspirasi dari alam dengan jam tangan SBGH345G “Sunrise at Mount Iwate” pada Februari 2024.
Mengambil inspirasi dari puncak megah yang bermandikan sinar matahari pagi, arloji ini memadukan estetika yang dinamis dengan rekayasa presisi Hi-Beat yang terkenal dari merek tersebut.
Casing ini berukuran 40mm x 13,3mm dan dibuat dari baja yang selalu cemerlang, paduan khusus yang terkenal karena ketahanannya terhadap korosi yang luar biasa.
Sisi tajam dan pemolesan Zaratsu, ciri khas penyelesaian akhir Grand Seiko yang cermat, menjadikan casing ini permainan cahaya yang khas, semakin meningkatkan karakter elegannya.
Pelat jamnya benar-benar mencuri perhatian dengan warna merah yang dalam dan memesona, mirip dengan sinar fajar pertama yang melukis puncak yang tertutup salju, membentuk latar belakang pola sinar matahari yang menawan.
Tekstur halus ini, terukir jauh di dalam pelat jam, menciptakan permainan cahaya yang mencolok, mengingatkan pada sentuhan lembut matahari di lereng Gunung Iwate. Wajahnya dilengkapi dengan jarum jam dan indeks jam multifaset.
Di bawah eksterior terdapat Kaliber Hi-Beat 9S85. Beroperasi pada frekuensi tinggi 36.000 getaran per jam, mesin jam pemuntir otomatis 37 permata ini menawarkan akurasi yang mengesankan +5 hingga -3 detik per hari, dengan cadangan daya 55 jam.
Melengkapi paket ini adalah gelang baja tahan karat yang dipoles, terintegrasi secara mulus dengan casing untuk memberikan estetika yang kohesif. Jam tangan ini akan tersedia secara eksklusif melalui butik online Grand Seiko mulai Maret 2024, dengan banderol harga $6,900 (Rp109 juta).***