METRO SULTENG-Pasar smartphone Indonesia mengalami penurunan pada 2Q22 sebesar 10% YoY, menurut lembaga riset International Data Corporation’s (IDC).
Namun secara tiga-bulanan, pasar mengalami pertumbuhan Quarter-on-Quarter (QoQ) sebesar 6,9% menjadi 9,5 juta unit, menurut IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker.
Pada postingan di blog IDC yang dirilis, Selasa (20/9) Associate Market Analyst, IDC Indonesia Vanessa Aurelia mengatakan, kenaikan harga barang memaksa masyarakat memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan primer.
5 Perusahaan Smartphone Teratas (2Q22)
OPPO naik kembali ke posisi pertama di 2Q22. OPPO terus memperluas portfolio kelas menengahnya (US$ 200-US$ 400), segmen ini mencakup 46,9% dari total pengiriman OPPO pada 2Q22, dibandingkan dengan 18,1% pada 2Q21.
Baca Juga: Paling Mahal Dijajaran OPPO, Find X5 Pro 5G Dibandrol Rp 14,9 Juta, Setara dengan Kecanggihannya!
Samsung turun menempati posisi kedua di 2Q22. Samsung meningkatkan pengiriman produk segmen menengahnya dengan merilis berbagai model A dan M baru, karena kontribusi segmen tersebut terhadap pengiriman keseluruhan Samsung meningkat dua kali lipat dari kuartal sebelumnya menjadi 23,2%.
Vivo mempertahankan posisi ketiga pada 2Q22 dengan pijakan yang kuat di segmen <US$ 200, didukung oleh performa yang baik dari model Y15s dan Y21.
Xiaomi, di posisi keempat, berhasil mempertahankan posisi kuat pada segmen <US$ 200 dengan Redmi 10A dan 10C yang baru dirilis.
Baca Juga: Thailand Resmi Gunakan Motor Listrik Yamaha E01, Indonesia Masih Antri
Realme bertahan di posisi kelima pada 2Q22. Model-model baru seperti C35 dan C31, serta model-model C lama, memberi dukungan kuat untuk segmen <US$ 200.
Vanessa menambahkan, pada 2Q22, pemerintah Indonesia melonggarkan aturan PPKM dan mengizinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.
"Seiring dengan meningkatnya biaya perjalananan, masyarakat menghabiskan lebih sedikit uang untuk belanja barang elektronik/gawai dibandingkan tahun lalu,” tutur Vanessa.
Selain itu, kata Vanessa, belanja konsumen bergeser ke area lain seperti makanan dan transportasi, seiring dengan aktivitas yang kembali normal.
Baca Juga: Lagi, Truk Trailer Kandas di Poros Mangkutana-Pendolo Lutim