Rendang Padang, Sejarah dan Asal Usulnya dari Budaya Luso Asia

photo author
- Sabtu, 9 Juli 2022 | 10:36 WIB
Rendang
Rendang

METROSULTENG-Rendang khas Minang sudah mendunia. Kuliner ini ternyata juga dipengaruhi oleh budaya dari Luso Asia, yang kental dengan budaya dari Portugis.
Sebagai salah satu makanan paling enak dan terkenal di dunia, rendang asal Minang selalu memiliki berbagai aspek yang menarik dibahas.

Tidak hanya dari segi rasa, penggunaan bumbu, proses memasaknya saja yang menarik. Bahkan pengaruh budaya yang bisa ditemukan pada rendang juga tak kalah menarik untuk dibahas.

Sebabaimana dilansir detik.com, Lewat Bincang Redaksi edisi ke-51, digelar via online yang diselenggarakan oleh National Geographic Indonesia (07/06) membahas soal rendang Minang. Bahasannya tentang warisan cita rasa Luso Asia di Tanah Minang lewat rendang.

Sesi sharing dan diskusi ini dihadiri oleh Reno Andam Suri, selaku penulis buku 'Rendang: Minang Legacy to the World' sekaligus pemilik Rendang Uni Farah.

Kemudian ada Asvi Warman Adam, perwakilan dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN). Lalu Ary Budiyanto, dosen Antropologi dari Universitas Brawijaya serta Mahandis Yonata Thamrin, Managing Editor National Geographic Indonesia.

"Berbicara tentang Luso Asia, Luso Asia itu merupakan orang-orang yang etnisnya sebagian atau seluruhnya merupakan orang Portugis dan leluhurnya ini tinggal di Portugal, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Kalau di Asia Tenggara, istilahnya ini Portugis Melayu," ungkap Ary Budiyanto.

Lalu apa hubungan antara budaya Luso Asia terhadap kuliner Indonesia? Semuanya bisa dilihat dari hidangan rendang.

"Seperti yang kita ketahui, Indonesia ini memiliki ragam kuliner, namun kurang cerita. Tapi lewat rendang kita bisa melihat adanya sejarah tentang perkembangan rempah dan kuliner yang ada. Selain itu budaya kuliner di Indonesia, banyak dipengaruhi budaya Portugis yang sempat menduduki Indonesia," sambung Ary.

Masuknya budaya Portugis ini ke wilayah Asia, menghadirkan 'Luso Asia'. Karenanya tak heran, beberapa negara memiliki hidangan atau makanan yang mirip meski namanya berbeda.

"Misalnya di Minang, atau daerah Sumatra Barat. Semua orang familiar dengan rendang darek yang lebih kering. Lalu ada rendang kalio yang masih sedikit basah dengan bumbunya," tutur Ary.

Makanan ini mirip dengan hidangan Bafad atau Vindaloo yang banyak ditemukan di Kerala, India. Kemudian kalau beef sukka ini lebih mirip ke rendang kalio, dan hidangan ini banyak ditemukan di daerah Karnataka, India.

"Kalau dilihat dari tampilannya, makanan-makanan ini mirip meski beberapa bahannya berbeda. Atau misalnya ada hidangan Kamanaci, kari daging khas Portugis yang masih banyak ditemukan di Timor dan mirip rendang. Dari kesamaan ini, bisa ditemukan bahwa pengaruh Portugis atau proses kawin silang antar etnis ini menciptakan pengaruh pada budaya kuliner di Asia," komen Ary.

Hal serupa juga disampaikan oleh Asvi Warman Adam. Jika Ary membahas tentang jejak Luso Asia pada rendang. Asvi lebih membahas tentang proses pengolahan rendang.

"Rendang itu memang sebutan untuk proses masaknya, disebut juga slow braising. Artinya daging dimasak dengan api kecil dan lama. Proses rendang itu dari gulai, kemudian menjadi kalio baru lah proses akhir menjadi rendang. Semua proses ini memakan waktu berjam-jam," tutur Asvi.

Meski memang ditemukan pengaruh budaya Luso Asia pada rendang. Tapi Asvi menegaskan bahwa bahan-bahan boleh mirip, namun rasanya berbeda terutama rendang yang dibuat dengan kelapa dan cabe dari Sumatera Barat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X