sosial-budaya

Cerita Seorang Perempuan Pelayan di Perbatasan Sulsel-Sulteng yang Dingin

Sabtu, 16 Juli 2022 | 09:28 WIB
Suasana di perbatasan Sulsel-Sulteng (Foto: Rudy)

METRO SULTENG- Jalur Trans Sulawesi perbatasan Sulawesi Selatan-Sulawesi Tebgah, Poros Mangkutana-Pendolo yang memiliki jalan berkelok dengan puluhan tikungan tajam itu, juga memiliki hawa sejuk, dengan kabut yang tebal.

Sepanjang jalan lepas dari dataran rendah Kecamatan Mangkutana Luwu Timur, pendakian di awali di Desa Kasintuwu, hingga puncaknya di Dusun Sampuraga sampai ke tapal batas Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, kedinginannya dapat membuat sekujur tubuh mengigil sampai ke tulang sumsung.

Baca Juga: NCW Desak Aparat Usut Dugaan Mafia Tanah di Morowali Utara

Baca Juga: Anwar Hafid Nilai Berita yang Sudutkan Rekannya di DPR RI Tidak Jelas, Karena Mau PAW

Saking dinginnya wilayah perbatasan, membuat sekujur tubuh rasa bergetar tersambar hawa dingin perbatasan yang dikenal miliki warung-warung yang menyediakan, teman untuk pelepas rasa penat dalam perjalanan panjang, oleh para pengemudi truk lintas batas.

Dari sekian banyak tempat yang indah dipandang mata bertengger di warung, salah seorang pelayan dengan parasnya yang manis berkulit sawo matang, menarik perhatian orang-orang pelintas batas yang mampir sejenak ingin menikmati kopi hangat, lalu matapun tertuju terhadap seorang pelayab yang tinggi semampai, mengundang rasa ingin kenal lebih dekat dengannya.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Proyek Finger Print, Mantan Sekdis Diknasbud Najamuddin Donggala Ditahan

Baca Juga: Pengacara Anggota DPR DK: Demokrat Sudah Usut, Tidak Terbukti

Salah seorang pria mencoba mendekati salah seorang pelayan, menawarkan perkenalan awal, lalu pelayan berparas manis itu melontarkan senyum yang mempesona dihadapan pria itu.

"Sudah berapa lama mangkal disini dik," tanya sang pria, Jumat (15/7/2022) malam.

Pelayan itu lalu menjawab, "baru 30 hari kak,".

Ditengah hawa yang dingin ini, pelayan terlihat menggunakan jaket tebal membungkus tubuhnya yang elok, namun pria itu yang tengah merasakan dinginnya perbatasan, menggoda pelayan, lalu godaannya disambut dengan senyum merekah.

Sekitar 5 menit kemudian, keduanya lenyap dari pandangan mata, entah kemana.***

Tags

Terkini