sosial-budaya

Ultimatum Diabaikan, Warga Poboya Blokade Akses Tambang CPM

Senin, 15 Desember 2025 | 18:51 WIB
Aksi demo warga lingkar tambang emas Poboya, Kota Palu, menuntut penciutan lahan konsesi PT CPM, Senin sore (15/12/2025).

Orator lainnya, Agus Walahi, menyampaikan pandangan senada. Ia menegaskan CPM bukan pemilik kedaulatan secara penuh atas wilayah tambang Poboya.

Baca Juga: DPN Sulteng Kritik Narasi JATAM, Dukung Masyarakat Lingkar Tambang Poboya

Menurutnya, keberadaan perusahaan seharusnya berjalan seiring dengan kepentingan masyarakat setempat yang telah lama menggantungkan hidup di wilayah tersebut.

Agus menyebut, prinsip berbisnis seharusnya mengedepankan keadilan dan berbagi manfaat, bukan justru menyingkirkan masyarakat dari ruang hidupnya. Ia menilai apa yang dilakukan CPM selama ini lebih menyerupai perampasan ruang ekonomi warga.

“Berbisnis itu harus berbagi, bukan merampas seperti yang CPM lakukan. Wilayah Parigi sudah diterbitkan WPR, kenapa di sini tidak bisa,” ujarnya dengan nada kesal.

Aksi demonstrasi terus berlangsung hingga sore menjelang malam. Ketidakhadiran satu pun perwakilan PT CPM untuk menemui massa membuat situasi di lapangan sedikit memanas.

BLOKADE JALAN

Sebagai bentuk kekecewaan, massa aksi kemudian melakukan pemblokiran jalan menuju lokasi pertambangan yang menjadi akses utama pengambilan material tambang oleh PT CPM.

Pemblokiran tersebut menghentikan aktivitas keluar masuk kendaraan menuju area tambang. Massa menyatakan, tindakan itu akan terus dilakukan hingga ada kejelasan dan respons langsung dari pihak perusahaan terkait tuntutan penciutan lahan konsesi.

Baca Juga: CPM Bantah Aburizal Bakrie ke Palu, Dewan Adat Poboya Sindir Lambannya Realisasi IPR dari Pemerintah

Sejumlah tokoh masyarakat dan adat turut memberikan orasi untuk menyemangati peserta aksi. Mereka di antaranya Ketua Adat rumpun Da’a - Inde, Irianto Mantiri, Tezar Abdul Gani, dan Amir Sidik.

Setelah berorasi di depan kantor CPM sekitar dua jam tanpa ada pihak perusahaan yang keluar menemui massa, peserta aksi bergerak ke arah utara.

Mereka memblokade jalan akses menuju kantor dan pabrik CPM. Menurut warga, jalan yang diblokade merupakan lahan leluhur yang selama ini dipinjamkan kepada perusahaan untuk dilintasi.

“Karena CPM tidak punya hati nurani, maka kami ambil tindakan ini,” ujar seorang warga sambil memblokade jalan menggunakan kayu dan ban bekas.

Baca Juga: DPN Sulteng Dukung Aksi Forum Masyarakat Lingkar Tambang Poboya Perjuangkan IPR

Halaman:

Tags

Terkini