DPN Sulteng Kritik Narasi JATAM, Dukung Masyarakat Lingkar Tambang Poboya

photo author
- Senin, 9 Juni 2025 | 14:43 WIB
Ketua DPN Sulteng, Andri Gultom. (Foto: IST).
Ketua DPN Sulteng, Andri Gultom. (Foto: IST).

METRO SULTENG - Ketua Dewan Pertukangan Nasional Sulawesi Tengah (DPN Sulteng), Andri Gultom, menyampaikan kritik tajam terhadap narasi yang selama ini dibangun oleh Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulteng terkait isu lingkungan di wilayah tambang Poboya, Kota Palu.

Menurut Andri Gultom, JATAM cenderung menyederhanakan persoalan dengan melabeli seluruh aktivitas pertambangan rakyat sebagai ancaman bagi lingkungan tanpa mempertimbangkan konteks sosial, ekonomi, dan hak masyarakat lokal yang telah hidup dan bergantung pada wilayah tersebut selama puluhan tahun.

Baca Juga: DPN Sulteng Dukung Aksi Forum Masyarakat Lingkar Tambang Poboya Perjuangkan IPR

“Kami menganggap pendekatan JATAM terlalu elitis dan kurang memberi ruang bagi solusi yang berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat. Lingkungan tidak dapat dipisahkan dari keadilan sosial, dan selama ini masyarakat lingkar tambang justru mengalami marginalisasi yang serius,” tegas Andri Gultom, Senin (9/6/2025).

DPN Sulteng menegaskan dukungan penuh kepada masyarakat Poboya, khususnya komunitas di lingkar tambang, atas hak mereka untuk terlibat aktif dalam pengelolaan wilayah tambang yang berada dalam konsesi PT Citra Palu Minerals (CPM).

"Masyarakat setempat berhak mendapatkan manfaat langsung dari pengelolaan sumber daya alam di tanah kelahiran mereka, yang selama ini belum sepenuhnya terpenuhi, " tambahnya.

Baca Juga: Ketua DPN Sulteng: Jangan Pilih Pemimpin yang Ingkar Janji

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan tambang, harus diwujudkan melalui skema yang adil. Seperti koperasi dan unit usaha lokal yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan teknologi tepat guna.

Hal ini tidak hanya akan memperbaiki kesejahteraan masyarakat, sebut Andri Gultom, tetapi juga memastikan pengelolaan lingkungan yang lebih bertanggung jawab.

DPN Sulteng mengajak seluruh pihak, termasuk JATAM dan pemerintah, untuk membuka ruang dialog yang inklusif, yang menghormati hak masyarakat adat dan lokal serta mengakomodasi kepentingan lingkungan dan sosial secara seimbang.

Baca Juga: Roberto Mancini Serukan Perdamaian di Palestina : Hentikan konflik di Gaza!

Pendekatan yang monolitik dan menutup dialog, justru akan berpotensi memperparah konflik dan ketidakadilan di lapangan.

“Kami percaya pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan hanya bisa tercapai melalui keterlibatan aktif masyarakat dan penghormatan penuh terhadap hak-hak mereka,” pungkas Andri Gultom. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X