METRO SULTENG - Yayasan Solidaritas Perempuan (SP) Kabupaten Poso berencana akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2025 di Bundaran depan Kejaksaan Negeri Poso. Aksi tersebut akan berfokus pada pemenuhan hak buruh perempuan.
Ketua SP Poso, Nia Sudin menyoroti terkait berbagai isu seperti kebijakan yang timpang bagi pemenuhan hak pekerja perempuan, ketimpangan upah, diskriminasi, dan pelecehan.
"Terkadang tidak adanya keseteraan upah untuk buruh perempuan, serta tidak disediakan fasilitas yang aman dan ramah terhadap perempuan, karena di perusahaan rentan terjadi kekerasan baik fisik maupun seksual," ujarnya saat ditemui di Kantor SP Poso, Selasa (22/4/2025).
Baca Juga: Kunjungan 'Ilegal' Oknum DPRD Touna Disorot, Kades Motobiai: Melanggar Etika, Picu Perpecahan Warga
Kemudian, kata Nia, terkait perlindungan bagi buruh perempuan migran, termasuk jaminan hak dan perlindungan hukum.
"Karena melihat banyak perempuan yang sumber kehidupannya yang awalnya petani, tapi ketika lahannya diambil alih oleh perusahaan dan akhirnya mereka memilih bekerja sebagai pekerja migran Indonesia," ujarnya.
Selain itu, menurut Nia, berbagai kasus
perempuan yang menjadi korban trafficking, karena terdapat calo-calo yang memberangkatkan secara ilegal dan tidak memenuhi standar.
Dalam upaya memaksimalkan dan menindaklanjuti peran pencegahan, Nia menyampaikan, perlu adanya kebijakan untuk melindungi hak-hak buruh perempuan.
Kemudian, Nia juga menyoroti kehadiran PT Sawit Jaya Abadi (SJA) yang berada di wilayah transmigrasi yang ada Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso.
Baca Juga: Laporan Suap Pemilihan Ketua DPD dan Waket MPR Mandek, KPK Dilapor ke Dewas
"Akhirnya perempuan itu juga yang tadi seharusnya mereka itu, masyarakat transmigrasi, yang memiliki hak lahan usaha 1 dan lahan usaha 2, lahan pekarangan dan mereka punya hak untuk menentukan apasih yang menjadi tanaman yang ingin dia tanam, dia mau bertani apa. Tapi ketika ada perusahaan akhirnya mereka dipaksa berplasma, bekerjasama dan bermitra dengan perusahaan sawit," jelasnya.
Perihal aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 mendatang, SP Poso akan melakukan konsolidasi dengan Yayasan Panorama Alam Lestari (Yepal), Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Poso, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Poso, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Nia Sudin mengajak anak muda untuk bergabung dalam menyuarakan perubahan kebijakan yang mendukung hak-hak buruh perempuan di aksi tersebut. (*)