sosial-budaya

Desa Era Baru Merasa Merdeka, Setelah Perkebunan Sawit Anak Usaha Astra Agro Ada

Selasa, 19 November 2024 | 14:20 WIB
Desa Era, salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng. (Foto: Ist).

METRO SULTENG - Trickle down effect atau dampak positif dari kehadiran investor, itulah yang diharapkan pemerintah ketika mengundang pelaku usaha menanamkan modalnya. Setelah perusahaan hadir, diharapkan lapangan kerja terbuka, masyarakat mendapatkan penghasilan dan perekonomian pun tumbuh.

Seperti yang terjadi di Desa Era, Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Desa ini berdekatan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra Agro, PT Rimbunan Alam Sentosa (RAS).

Baca Juga: Ada Deklarasi Pilkada Damai 2024 di Momen Festival Potinggai 5.0

“Memang betul dampaknya terasa di sini, kontribusi perusahaan sawit PT RAS ini bagi desa sangat nyata,” kata Kepala Desa Era, Ferdinan Moenggo, baru-baru ini. 

Ferdinan Moenggo juga merasa sangat bersyukur atas kehadiran PT RAS yang telah banyak berkontribusi untuk kemajuan desa. Mulai dari pembukaan dan perbaikan infrastruktur jalan, hingga ke fasilitas umum yang ada di desa, hampir semuanya dibantu oleh PT RAS.

Baca Juga: Sidang Kedua Uji Materi Omnibus Law Keuangan: Jumlah Pemohon Dikurangi, Hakim MK Terima Perbaikan Permohonan

Sekretaris Desa (Sekdes) Era, Patris Bintalemba, ikut menambahkan. Menurutnya, perbandingan desa tempat tinggalnya antara dulu dan sekarang sangat jauh berbeda.

Patris bercerita bagaimana dahulu, sekitar awal tahun 2000-an, Desa Era masih sulit tersentuh dari luar karena terisolasi. Kalau mau keluar dari desa, warga harus berjalan kaki karena kendaraan belum bisa melintas. Butuh waktu seharian penuh. Alat mobilitas masih berupa gerobak sapi.

Ia mengaku sangat bersyukur, kehadiran PT RAS, perusahaan perkebunan kelapa sawit group Astra Agro Lestari (AALI), datang dan beroperasia di desanya setelah mendapat undangan dari pemerintah daerah Morowali pada waktu itu.

Baca Juga: Kejati Sulteng Nilai AALI Kooperatif Selesaikan Dugaan Tumpang Tindih Lahan RAS di Morowali Utara

“Tahun 2009 baru dimulai, akses jalan sudah terbuka dan lowongan pekerjaan di PT RAS juga mengutamakan warga sekitar,” terang ayah dua anak itu.

Ia tak menampik jika pada awalnya, ada warga masyarakat yang curiga dan khawatir dengan kehadiran perusahaan. Penolakan-penolakan kecil dari sebagian warga, menurutnya, terjadi karena mereka masih belum memiliki pandangan yang jauh.

Baca Juga: Voting Day 27 November Semakin Dekat, Ini Lima Poin Imbauan FKUB Morut

Tetapi keraguan warga perlahan-lahan sirna. Setelah PT RAS mulai berjalan, akhirnya mereka memahami kehadiran dan dampak positif perusahaan.

“Jadi, karena awal-awal belum terlihat kontribusinya. Sekarang baru bisa kita lihat dan rasakan kehadiran perusahaan PT RAS ini membawa kemajuan untuk desa,” ujar Patris.

Halaman:

Tags

Terkini