METRO SULTENG-Aktivitas lalu lalang sejumlah mobil Dump Truck (DT) pengangkut material dari pabrik cruser membuat sejumlah masyarakat Desa Ipi, Bungku Tengah, Morowali merasa sangat terganggu.
Masifnya pengangkutan material itu menyebabkan dampak lingkungan seperti debu dan bising serta merusak beberapa titik jalan kabupaten menuju BTN Ipi Permai atau di jalan domba.
Baca Juga: Ketum KONI Sulteng Jalani Pemeriksaan Lanjutan di Kejati
Menurut warga setempat, jalan menuju BTN ipi Permai itu bukan jalan hauling atau jalan yang dirancang untuk mengangkut material berat atau curah dengan DT, sehingga sangat tidak cocok untuk dipergunakan sebagai jalan lewatnya DT.
Disis lain areal tersebut sangat padat dengan aktivitas anak-anak sekolah dimana jalan itu terdapat sekolah SMP, dan setingkat SMA ditambah lagi merupakan jalan menuju wisata alam veranomata (permandian air terjun) yang ramai dikunjungi saat hari libur.
Baca Juga: Honda Civic Type R 6: Hatchback Sport Nyaris Sempurna Seharga Rp1,4 Miliar
"Disini menganggu, tidak cocok, rawan insiden kalau disini dijadikan jalan hauling DT, soalnya banyak anak-anak sekolah," ucap warga merasa heran dengan dibiarkannya DT bermuatan berat lalu lalang dijalan yang ramai anak sekolah.
"Coba liat, ini jalan yang di aspal pemerintah, dia pecah-pecah, inikan bukan jalan untuk angkutan berat, harusnya pengusaha atau pemilik cruser buat jalan sendiri," tambahnya.
Baca Juga: Honda Hunter Cub CT125 Makin Eksotis Dengan Aksesori Siap Berpetualang yang Dipermak Oleh Dirt Freak
Hal yang ia ucapkan juga selaras dengan Hendra, dirinya yang tinggal disekitar jalan itu merasa tersiksa dengan dampak debu yang beterbangan.
"Kalau kita sudah ba cuci mobil terus parkir disini, pasti ba debu lagi," kata hendra dan mengharap pihak pengelola cruser membuat jalur khusus dibawah dipinggir sungai untuk jalan DT.***