METRO SULTENG - Petani di Desa Salubiro dan Desa Lemowalia, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara (Morut) kini hanya pasrah dengan kondisi jalan daerah yang belum juga mendapat perhatian serius.
Mirisnya lagi, semua hasil pertanian sulit untuk dipasarkan, sehingga tanaman petani kebanyakan jadi membusuk, sementara kebutuhan lainnya seperti yang di pasok dari pasar Tananagaya dan pasar lainnya juga mengalami kesulitan untuk menembus penduduk di Dua Desa tersebut, sementara ongkos ojek dari Salubiro ke Desa Lemo (ujung aspal) jaraknya sekitar 14 kilometer sekali jalan biayanya Rp 200 sampai Rp 300 ribu perorang.
Baca Juga: Kasus Proyek Sumur Artesis di Kota Palu Naik ke Penyidikan
"Petani sekarang kesulitan hendak menjual hasil tanamannya, bahkan banyak tanaman membusuk akibat sulit menembus kondisi jalan yang bertambah rusak," tutur Robinson saat dihubungi melalui telpon genggam, Kamis (15/6) pagi.
Robinson mengatakan, tanaman petani, seperti cabe rawit, jagung, cacao, ubi dan kopra, kesulitan tembus pasar, sehingga warga hanya pasrah dengan kondisi jalan daerah Morowali Utara, yang belum mendapat perhatian serius dari pihak Pemerintah Daerah.
Baca Juga: Tokoh Muda Petir Kriktik Pemda dan Legislatif Morut Terkait Lahan APL
"Kita hanya pasrah dengan kondisi jalan tersebut, kalaupun ada perhatian serius dari Pemda Morowali Utara dalam hal ini dinas PUPR Morowali Utara, seharusnya segera ditangani, pasalnya jalan ini sekarang dalam kondisi darurat, kami juga khawatir pasokan sembako untuk kebutuhan warga, jadi terhambat, yang dapat menambah penderitaan warga Wana di Desa Salubiro dan Desa Lemowalia," ujarnya.
Baca Juga: Dear Masyarakat Palu dan Sekitarnya, Posko Pengaduan bagi Korban Buaya Telah Dibuka
Sejauh ini Kadis PUPR dan Kabid Binamarga kabupaten Morowali di konfirmasi lewat sambungan Whatshap pagi tadi, namun belum ada tanggapa terkait jalan daerah yang rusak parah di poros Desa Lemowali dan Desa Salubiro.***