Soroti Dampak Lingkungan Akibat Tambang Nikel, Hasbullah: Pemilik IUP Kaya Raya, Kita Porak Poranda

photo author
- Kamis, 6 April 2023 | 11:31 WIB
Pemerhati lingkungan Kabupaten Morowali Utara, Hasbullah Mustafa, menyoroti dampak lingkungan akibat tambang nikel di daerah itu. Tampak peta pengerukan hutan oleh perusahaan tambang. (Foto: ist)
Pemerhati lingkungan Kabupaten Morowali Utara, Hasbullah Mustafa, menyoroti dampak lingkungan akibat tambang nikel di daerah itu. Tampak peta pengerukan hutan oleh perusahaan tambang. (Foto: ist)

METRO SULTENG - Tokoh muda pemerhati lingkungan Kabupaten Morowali Utara, Sulteng, Hasbullah Mustafa, menyoroti rusaknya ekosistem lingkungan di Morowali Utara. Hal ini dipicu dugaan pertambangan nikel yang ditengarai secara serampangan.

Hasbullah menyatakan, kerusakan lingkungan di Morowali Utara saat ini, seperti lipstik yang dibeli dengan harga mahal agar dilihat natural. Tapi manfaat barangnya memberi dampak negatif. 

Baca Juga: Tokoh Muda Bungku Utara Celoteh soal PAD dan APBD Morowali Utara

Seperti halnya peristiwa banjir di ibukota Morowali Utara, Kolonodale, baru-baru ini (4/4/2023). Banjir harus dibayar mahal atas nama investasi. Supaya publik menganggap banjir itu natural karena siklus alam. 

"Jauh sebelum ada investasi, memang sudah sering banjir. Begitu kira-kira redaksi naturalisasinya dari salah satu kawan saya yang coba membela perusahaan yang ada. Jangan begitu," tandas Hasbullah melalui rilisnya yang dikirim ke redaksi, Kamis pagi (6/4/2023). 

Ia mengatakan, bagi orang yang pernah memperkaya pengetahuan dengan diskusi dan belajar, bahwa kapitalisasi sumber daya alam akan berdampak pada peningkatan kerusakan lingkungan seiring semakin masifnya eksploitasi sumber daya alam.

Baca Juga: Morowali Utara Diterjang Banjir, Bupati Salurkan Bantuan sekaligus Tinjau Lokasi Terdampak

Di sini dibutuhkan peran penting Pemerintah Daerah dan seluruh elemen masyarakat untuk ikut mengawal dan mengawasi prosesnya. Jika memang ternyata ada hal-hal yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku, Pemda dan masyarakat harus bertindak untuk mencegah dan menghentikannya.

"Jangan dibiarkan, apalagi dilindungi. Karena itu adalah kekeliruan yang akan berdampak fatal bagi daya dukung dan daya tampung lingkungan. Ujung-ujungnya masyarakat kecil yang menjadi korban," kritiknya. 

Eksekutif dan legislatif harus bertindak tegas. Jangan lemah syahwat, atau dikendalikan kepentingan. Masyarakat jadi korban. 

BanjirBaca Juga: BREAKING NEWS: Ibukota Morowali Utara Dikepung Banjir

Tak hanya itu, banjir di ibukota Kolonodale perlu menjadi bahan evaluasi bersama. Mengingat posisi geografis ibukota Morowali Utara sangat rawan jika dirusak di bagian atas atau daerah pegunungannya. Karena di bagian bawah ada ruang hidup dan pemukiman masyarakat.

"Kondisinya hari ini, lokasi PT Mulia Pacific Resources (MPR) itu tepat berada di wilayah ketinggian (pegunungan) ibukota Morowali Utara. Bingung juga Amdalnya bisa juga terbit," Hasbullah mempertanyakan. 

Ia berharap Pemda bisa memeriksa legalitas PT MPR. Apakah benar-benar sudah sesuai prosedur yang berlaku atau belum. Jangan-jangan RKAB-nya belum ada dan lantas melakukan eksploitasi.

Baca Juga: Anggarannya Miliaran Rupiah, Jalan di Morowali Utara Sudah Amblas padahal Baru Selesai Dikerja

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rudy A Mairi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X