METRO SULTENG - Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (BPW KKLR) Sulawesi Tengah, Muhammad Neng, S.T, M.M, melantik dan mengukuhkan pengurus BPD KKLR Kabupaten Tolitoli periode 2025-2030, Sabtu (21/12/2025).
Ketua BPD KKRL Tolitoli dijabat dr. Musta'ina, Sp KJ. Pelantikan sekaligus pengukuhan dilaksanakan di Kecamatan Baolan, Tolitoli.
Baca Juga: Muhammad Neng Pimpin KKLR Sulteng 2025–2030, Jadikan KKLR Rumah Bersama dan Mitra Strategis Pemda
Pada kesempatan itu, Muhammad Neng
menegaskan komitmennya menjadikan KKLR sebagai rumah besar kebersamaan bagi seluruh Wija To Luwu, yang berada di tanah perantauan.
Sejak dilantik pada 12 Mei 2025, ia menegaskan bahw KKLR menjadi wadah silaturahmi, penguat solidaritas, sekaligus ruang bertumbuh bagi keluarga besar Luwu Raya di Sulawesi Tengah.
“KKLR adalah milik kita semua. Amanah ini harus dijaga, dibesarkan, dan dikembangkan bersama,” ujar Neng dalam sambutannya saat mengukuhkan pengurus BPD KKLR Kabupaten Tolitoli.
Neng yang juga menjabat Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, tak lupa menyampaikan apresiasi kepada seluruh Wija To Luwu yang hadir. Apresiasi dan hormat ia sampaikan kepada Bupati Tolitoli dan Raja Gaukan Bantilan Tolitoli serta sejumlah tokoh Tolitoli yang hadir.
Ia berharap, dukungan dan arahan dari para tokoh Tolitoli dapat mendorong KKLR Tolitoli semakin maju dan berkembang.
Usai pelantikan Mei 2025, jajaran BPW KKLR Sulteng langsung bergerak cepat melaksanakan beberapa program. Di antaranya menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh KKLR di Sulawesi Tengah, pengadaan mobil ambulans, pendataan warga KKLR, hingga mengajak Wija To Luwu bergabung melalui berbagai kanal komunikasi.
Selain itu, BPW KKLR juga mendorong kepemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA) secara daring, merencanakan kunjungan ke daerah-daerah, membentuk BPD KKLR di 13 kabupaten/kota se-Sulteng, serta memperkuat identitas organisasi melalui penggunaan batik KKLR.
Baca Juga: PT Vale Indonesia Buka Lowongan Senior Civil Engineer untuk Warga Luwu Timur
“Ke depan, kami ingin KKLR bekerja nyata dan cerdas. Setiap bidang harus punya program kerja yang terencana dan menyentuh kebutuhan warganya,” harapnya.
Neng juga mengingatkan tentang besarnya peran historis Luwu dalam peradaban Sulawesi. Ia mengutip pandangan sejarawan Amerika, Dr. Cyril Hromnik, yang menyebut Luwu sebagai salah satu kerajaan tertua dan cikal bakal kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi.
Olehnya itu, KKLR menjunjung tinggi nilai-nilai sipakatau (saling memanusiakan), sipakalebbi (saling memuliakan), dan sipakainge’ (saling mengingatkan), sebagai fondasi dalam membangun organisasi yang santun, kokoh, dan bersatu.