"Berlayar Bersama Fathur Razaq", Gerakkan Pemuda untuk Lestarikan Budaya dan Jaga Laut

photo author
- Senin, 26 Mei 2025 | 23:06 WIB
15 Perahu layar tradisional dipesisir Boya Talise akan  berlayar menuju Tawaeli
15 Perahu layar tradisional dipesisir Boya Talise akan berlayar menuju Tawaeli

METRO SULTENG– Semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya lokal menyelimuti pesisir Boya Talise, Minggu (25/5/2025), saat 32 perahu layar tradisional bertolak dari Donggala menuju Tawaeli. Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye budaya dan lingkungan bertajuk Lomba Perahu Layar Tradisional & Aksi Bersih Pantai dengan tema “Berlayar Bersama Fathur Razaq”.

Koordinator Rembuk Pemuda Sulteng, Muhammad Fathur Razaq, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang lomba, melainkan simbol kebangkitan nilai-nilai luhur warisan budaya serta panggilan untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan.

“Hari ini kita tidak hanya meramaikan sebuah perlombaan, tapi menghidupkan kembali nilai-nilai yang nyaris terlupakan: cinta budaya, solidaritas, dan kepedulian terhadap alam,” kata Fathur dalam sambutannya.

Baca Juga: PN Palu Gelar Praperadilan Hendly Mangkali, Kuasa Hukum Singgung Prosedur Penyelidikan

Ia menjelaskan bahwa perahu layar tradisional adalah warisan leluhur masyarakat pesisir yang perlu dijaga dan dilestarikan. Namun demikian, ia juga menyoroti ancaman serius yang kini dihadapi laut dan pesisir Sulawesi Tengah akibat sampah plastik.

“Dulu kami pernah menanam 2.222 pohon di pesisir, tapi yang tumbuh hanya sekitar 1.000. Kenapa? Karena banyaknya sampah plastik yang menghambat pertumbuhan pohon,” ungkapnya.

Fathur menekankan bahwa persoalan lingkungan bukan lagi isu masa depan, melainkan sudah menjadi realita hari ini.

Baca Juga: IMIP Gandeng Kampus Kuatkan SDM untuk Sektor Hilirisasi

“Sampah plastik sudah masuk ke laut, jadi mikroplastik, dimakan ikan, lalu kita makan ikannya. Ini bisa memicu penyakit serius, termasuk kanker,” jelasnya.

Kendati demikian, Fathur tetap optimistis bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil. Ia mengajak semua pihak, khususnya generasi muda, untuk tidak apatis terhadap kondisi bumi.

“Kita ingin bangun semangat kolaborasi lintas generasi. Anak muda harus menghormati yang tua, dan yang tua pun harus menyayangi kami yang muda. Kita tidak bisa jalan sendiri. Kita butuh saling topang, saling jaga,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Fathur menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat atas dukungan yang diberikan terhadap kegiatan ini.

“Terima kasih, ina dan manggeku semua, karena sudah memberi saya tempat untuk bisa bersilaturahmi. Mari jadikan hari ini sebagai momentum kebangkitan—budaya kita, lingkungan kita, dan semangat pemuda kita,” pungkasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iwan MS

Tags

Rekomendasi

Terkini

X