METRO SULTENG - Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi-Tengah yang selama ini dikenal daerah penghasil nikel, namun sayangnya penataan pemukiman hingga ke persoalan sampah seakan tak mampu diatasi oleh pihak yang berkompoten menangani sampah.
Sementara sistem pengelolaan sampah belum maksimal akibat sarana dan prasarananya belum terpenuhi, bahkan akibat sampah yang tidak terangkut berhari-hari berpotensi menimbulkan alergi akibat virus yang terbawa oleh tumpukan sampah yang berbau menyengat hidung.
Baca Juga: Petani Sawit Plasma di Morut Keluhkan Tindakan para Klaimer Lahan PT ANA
Salah satu korban diduga akibat virus sampah yakni seorang anak berumur satu tahun, terkena gatal dan bintik bintik membisul, yang akhirnya dilarikan ke Puskesmas beberapa hari lalu, hingga dirujuk ke RS Kolonodale.
"Anak saya berumur satu tahun pernah mengalami sakit gatal-gatal bahkan berbisul, menurut dokter ia alergi diduga akibat tumpukan sampah yang menimbulkan virus yang sudah berulat akibat berhari-hari tidak terangkut ke TPA," ujar ibu Mardana, yang rumahnya berdekatan dengan tumpukan sampah pasar Beteleme, Senin (10/03/2025).
Sementara pantauan langsung di daerah Bunta trans di Desa Bunta Kecamatan Petasia Timur, pemandangan tumpukan sampah yang berbau tak sedap di daerah pemukiman kos-kosan juga terlihat jorok.
Baca Juga: Pimpin Apel Akbar Perdana, Bupati Iksan Tekankan Pentingnya Disiplin
Akibat sampah dan limbah rumah tangga di buang digenangan air rawa di daerah trans di seputar akses jalan menuju ke area industri smelter nikel, membuat genangan air yang dijadikan pembuang sampah berpotensi menimbulkan penyakit, bahkan berpotensi menghambat aliran air, karena ditengarai tersumbat sampah.***